Kamis 24 Jul 2014 01:50 WIB

Lima Faktor Mengapa Jokowi Menang Pilpres

Joko Widodo
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KPU RI sudah menetapkan pasangan calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla meraih 53,15 persen suara dan pasangan Prabowo-Hatta mendapat 46,85 persen suara dalam Pilpres 2014. Berikut lima faktor yang membuat Jokowi mampu memenangkan suara rakyat dalam Pilpres 2014

1 Peran Media Sosial

Direktur lembaga pemantau media sosial Katapedia, Deddy Rahman, mengatakan kemenangan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014 membuktikan peranan media sosial.

"Berdasarkan pengamatan sejak sebelum Pilpres dilangsungkan, Jokowi memang mengungguli Prabowo," ujar Deddy di Jakarta, Rabu.

''Hasil pleno KPU yang mengumumkan keunggulan Jokowi terhadap Prabowo membuktikan bahwa suara di media sosial memang menggambarkan suara dari rakyat,'' katanya

Pembicaraan dari rakyat dapat menggambarkan apa kata hatinya. Hal ini juga membuktikan bahwa teknologi pemantauan media sosial bisa memprediksi masa depan apabila digunakan dengan baik.

"Alat pemantau media sosial bisa memprediksi masa depan," ucap Deddy. "Hasil ini semakin memperkuat pernyataan bahwa pembicaraan di media sosial dapat mewakili perasaan rakyat secara keseluruhan.''

2 Pencitraan Figur

Pengamat politik Universitas Jember, Jawa Timur, Agung Purwanto MSi, menilai figur calon presiden-calon wakil presiden nomor urut dua Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menjadi kunci sukses kemenangan pada Pilpres 2014.

"Jokowi dikenal dengan tokoh yang merakyat dan melakukan advokasi pembangunan kerakyatan sejak menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta,'' kata Agung. ''Sedangkan, JK dikenal dengan tokoh yang memiliki kinerja cekatan dalam menangani masalah.''

Agung mengatakan masyarakat cenderung memilih sosok figur. Sedangkan, visi dan misi masing-masing presiden dan calon wakil presiden belum menjadi prioritas bagi pemilih di Indonesia untuk menentukan pilihan pada pemungutan suara 9 Juli 2014.

"Prabowo kalah start untuk melakukan pencitraan sebagai tokoh yang merakyat dan dekat dengan masyarakat, sehingga mesin partai politik yang cukup besar tidak mampu mendongkrak perolehan suara Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014," tuturnya.

3 Keberhasilan Kinerja

Pengamat politik Universitas Jember, Joko Susilo MSi, menilai kepercayaan masyarakat dan konsistensi keteladanan kepemimpinan yang merakyat pada sosok Jokowi menjadi magnet yang luar biasa untuk menarik simpati massa.

"Jokowi sebagai tokoh pejabat publik yang terdongkrak popularitas dan elektabilitasnya karena kinerjanya yang cukup baik dan media massa gencar memberitakannya,'' kata Joko. ''Hal tersebut menjadi efek nyata untuk kemenangannya sebagai capres terpilih.''

Ia menjelaskan maraknya iklan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di sejumlah media massa tidak berpengaruh banyak untuk memengaruhi pilihan rakyat dan melejitkan popularitas Jokowi-JK pada Pilpres 2014.

"Publik melihat Jokowi dan JK dari ketokohannya selama menjadi pejabat negara dan kinerja mereka dinilai cukup baik dalam menjalankan tugasnya, sehingga kemenangan lebih ditentukan oleh figur capres dan cawapres yang disukai masyarakat," ujarnya.

4 Low Profile

Rakyat Indonesia tampaknya tidak suka melihat sosok yang sok pintar dan sombong. Masyarakat sebaliknya suka melihat sosok sederhana dan merakyat yang melekat pada diri Joko Widodo.

Pengamat politik Universitas Jember, Joko Susilo MSi, menilai kepercayaan masyarakat dan konsistensi keteladanan kepemimpinan yang merakyat pada sosok Jokowi menjadi magnet yang luar biasa untuk menarik simpati massa.

"Jokowi orangnya tidak suka menunjukkan kelebihannya (low profile), namun tegas dalam bertindak dan hal tersebut menjadi cerminan kinerjanya selama menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, sehingga saya sudah memprediksi sejak awal bahwa Jokowi-JK akan menjadi pemenang dalam Pilpres 2014," paparnya.

Ia menjelaskan ketokohan Jokowi dan JK menjadi modal kuat untuk memenangi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014, meskipun Jokowi merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan JK pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

5 Programnya Realistis

Anggota DPRD Sumatera Selatan, HM Giri Ramanda N Kiemas, menyatakan kemenangan pasangan calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pemilu Presiden 9 Juli lalu karena tawaran programnya lebih realistis.

Giro mengatakan kemenangan pasangan capres-cawapres tersebut pada Pemilu Presiden 9 Juli lalu karena tawaran programnya lebih realistis dan memang untuk rakyat.

''Selain itu, Jokowi-JK dipilih karena memang rakyat ingin perubahan Indonesia yang lebih baik,'' katanya. (Nasib daerah pendukung Prabowo-Hatta)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement