REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Arkeolog atau peneliti dari Balai Arkelogi Jayapura Erlin N Djami mengatakan, sisa-sisa peninggalan Perang Dunia Ke II di Pulau Numfor, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua banyak dijual. "Kami menemukan dan mendapatkan informasi dari warga, banyak barang peninggalan PD II di Pulau Numfor dijual ke pembeli besi tua," kata Erlin di Jayapura, Papua, Selasa (22/7).
Ia mengatakan pada 11-16 Juli 2014, sebanyak lima orang dari Balai Arkeologi Jayapura melakukan explorasi benda-benda pra sejarah di sejumlah tempat di Pulau Numfor. Namun, tim explorasi yang diketaui oleh dirinya yang ingin mencari jejak piring dan guci kuno yang beredar di daerah itu, menemukan hal lainnya yakni barang-barang peninggalan PD II bekas tentara Jepang dan Amerika yang tersimpan di beberapa gua tidak terlihat lagi.
"Di Numfor peninggalan-peninggalan tentara Jepang dan Amerika banyak tersimpan dalam Gua Kansai, Gua Sumi, Gua Makpela, dan Gua Jepang. Tapi saat ini yang tersisa, hanya gua kosong tanpa barang-barang sisa PD II, yang ada hanya kelelawar," katanya.
Ia mengatakan, bukan saja di Pulau Numfor peninggalan PD II dijual oleh warga, tetapi di gugusan Pulau Padaido dan Nusy, tangki-tangki minyak seperti di Depapre Kabupaten Jayapura peninggakan tentara sekutu tidak lagi terlihat. "Termasuk di Bosnik, peninggalan PD II juga mulai habis terjual," ujarnya.
Menurut Erlin, seharusnya pemerintah setempat memperhatikan benda-benda bersejarah dan pra sejarah yang ada di Biak Numfor dengan membuat suatu himbauan dan pengawasan yang ketat. "Ada baiknya Pemkab Biak Numfor mendata ulang benda-benda bersejarah peninggakan PD II yang mulai habis terjual ke pembeli besi tua. Jika ini semua habsi maka, kita tidak ada bukti-bukti fisik bahwa pernah terjadi peristiwa besar yang memilukan di masa lampau, PD II," paparnya.