REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim), Soekarwo menawarkan hubungan kerja sama perdagangan (trade), pariwisata (tourism), dan investasi (investment) atau yang biasa disebut TTI dengan Duta Besar Polandia, H E Tadeusz Szumowski di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (26/6).
Soekarwo mengatakan, Provinsi Jatim mempunyai hubungan yang baik dengan Polandia di bidang perdagangan, kebudayaan. Namun masih belum ada investor dari Polandia di Jatim. Padahal, kata dia, Jatim dipandang sebagai wilayah yang sangat menarik bagi peningkatan hubungan kerja sama di berbagai bidang.
“Untuk itu, Kedutaan Polandia bisa melihat secara langsung potensi perdagangan, pariwisata, dan investasi yang ada di Jatim,” ujarnya, Kamis.
Kedua pihak diharapkan dapat saling bertukar informasi mengenai berbagai prospek serta potensi kerja sama yang dapat ditingkatkan termasuk TTI. Dijelaskannya, TTI menjadi darahnya perekonomian di Jawa Timur. Soekarwo menambahkan, investasi di Jatim sangat efisien dengan Return of investment (ROI) nya sangat cepat sekali.
Investasi di Jatim semakin menarik karena ditunjang kondisi iklim investasi yang baik. Diantaranya besarnya potensi pasar untuk memenuhi kebutuhan 125 juta lebih penduduk di Indonesia bagian timur, kondisi yang aman dan nyaman, kinerja makro ekonomi Jatim yang tinggi. Selain itu kondisi iklim investasi yang stabil dan berkelanjutan, ketersediaan infrastruktur transportasi, logistik, dan konektivitas yang terus dikembangkan.
“Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim juga memberikan jaminan pemerintah kepada investor,” ujarnya.
Dia menjelaskan, ada empat hal yang dijamin pemerintah yakni pelayanan perizinan investasi yang mudah, cepat dan bebas biaya proses, fasilitasi penyediaan lahan usaha atau industri pada kawasan / zona industri, fasilitasi penyediaan tenaga kerja yang terampil dan produktif, jaminan penyediaan energi listrik dan gas yang cukup. Sementara itu di bidang pariwisata, Jatim memiliki potensi wisata seperti di Malang, Kota Batu, dan Banyuwangi yang cukup dikenal wisatawan domestik maupun mancanegara.
Di bidang perdagangan, kerjasama dengan negara-negara di Eropa kerja samanya berkembang. Bahan baku yang dulu diekspor sudah berkurang, karena bahan baku sudah diolah di Jatim. Jatim juga memiliki aturan bahan baku seperti energi dan batu bara tidak boleh diekspor jika tidak diolah. “Sehingga penting untuk mendirikan smelther di Jatim. Nantinya bahan baku yang diolah di Jatim, bisa menjadi produk yang berkualitas ekspor sangat besar,” katanya.