Selasa 17 Jun 2014 20:44 WIB

El Nino Paling Terasa di Indonesia Tengah dan Timur

kekeringan - ilustrasi
kekeringan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak El Nino intensitas lemah yang diperkirakan terjadi bulan Juli akan paling dirasakan di Indonesia bagian tengah dan timur, kata Deputi Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Widada Sulistya.

"El Nino lebih banyak berpengaruh di Indonesia bagian tengah dan timur. Kecuali, jika intensitas kuat maka pengaruhnya dapat merata seperti El Nino 1997," kata Widada melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (17/6).

Ia menjelaskan, fenomena El Nino yang terjadi secara global memiliki dampak yang berbeda di setiap tempat. Di Indonesia, El Nino berpotensi mengurangi curah hujan. "Hingga pertengahan juni tahun ini belum nampak dampak El Nino di Indonesia," kata Widada.

Ia mengimbau masyarakat tidak perlu panik untuk menghadapi El Nino dan bagi yang tinggal di daerah berpotensi kekeringan agar menyesuaikan aktivitasnya, misalnya menghemat air dan melakukan pola tanam sesuai ketersedian air," katanya.

Widada mengatakan BMKG belum dapat menghitung secara pasti berapa banyak wilayah yang terkena dampak El Nino karena bergantung pada intensitas, suhu laut di sekitar Indonesia dan suplai uap air dari Samudra Hindia.

Sementara itu, Kasubid Diseminasi Iklim Agroklimat, Marjuki menjelaskan wilayah Indonesia tengah dan timur cenderung lebih kering dari wilayah barat karena posisi yang lebih dekat dengan Samudera Pasifik. "Pengaruh kuatnya kemarau akan lebih panjang," katanya saat ditemui di kantor BMKG.

Ia memperkirakan dampak El Nino akan terasa setelah bulan Agustus. BMKG memperkirakan intensitas El Nino bulan Juli-November adalah lemah hingga moderat.

"Dampaknya berbeda dengan El Nino 1997 karena intensitasnya juga berbeda. Selain itu juga dipengaruhi oleh suhu lautan di sekitar Indonesia yang saat ini masih panas," kata Widada.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement