REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG-- Kementrian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BPPJN) Wilayah III Sumatera kebut perbaikan jalan lintas Timur (Jalintim) di wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) agar siap dilalui pada saat arus mudik Idul Fitri 2014.
Di tengah pengurangan anggaran di Kementrian PU, Kepala BPPJN III Sumatra Tasripin Sartiyono, Ahad (15/6) mengatakan, “Kita akan berupaya maksimal agar Jalintim dapat dilalui dan siap menghadapi arus mudik lebaran tahun," kata Tasripin.
Kondisi jalintim pada seperti pada ruas perbatasan Sumsel–Lampung sampai Palembang ada sekitar 140 titik kerusakan. Untuk mengatasi kerusakan tersebut, BPPJN III Sumatera menurut Tasripin akan melakukan perbaikan dengan penambalan dan over lay atau pelapisan pada beberapa lokasi yang kerusakannya cukup parah.
“Kami melakukan upaya tersebut karena anggaran yang semula sudah ditetapkan terjadi pengurangan. Walau terjadi pengurangan kami akan berusaha agar para pemudik bisa nyaman di perjalanan” ujarnya.
Pengurangan pada Kementrian PU yang berkisar sebesar 30 persen, pengurangan yang sama juga terjadi pada anggaran BPJN III. Tasripin mengakui karena pengurangan tersebut maka perbaikan ruas Jalintim akan kurang optimal.
Menurut Kepala BPPJN III Tasripin Sartiyono, pengurangan anggaran di wilayah kerja BPPJN III yang mencakup Provinsi Sumsel, Provinsi Lampung, Provinsi Bengkulu dan Provinsi Bangka Belitung (Babel) mencapai Rp 527 miliar dari total Rp 1,9 triliun atau 27,5 persen.
Di tempat terpisah Cecep Irwansyah Petugas Pembuat Kamitmen (PPK) Batas Kota Palembang – Simpang Indralaya–Simpang Penyandingan, akhir pekan lalu menjelaskan, dari 179 kilometer ruas Jalintim mulai dari Palembang ke arah perbatasan Lampung terdapat 140 titik kerusakan.
“Untuk menghadapi arus mudik lebaran kami melakukan perbaikan dengan penambangan dan over lay pada beberapa bagian jalan,” katanya.
Kerusakan jalan pada ruas Jalintim perbatasan Lampung sampai Palembang karena kontribusi dari kendaraan besar yang angkutannya melebihi ketentuan beban jalan.
“Jika jembatan timbang yang ada di perbatasan bisa berfungsi baik kendaraan yang bebannya melebihi ketentuan tidak akan jalan. Yang terjadi kendaraan tersebut bisa lewat dengan bebas dan ini berdampak pada usia jalan yang cepat rusak. Jika banyak jalan yang rusak maka yang terjadi kemacetan atau kecelakaan lalu lintas,” ujar Cecep.