Kamis 18 May 2017 18:31 WIB

Jelang Puasa, Harga Sayuran di Kota Cirebon Naik

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Sembako di pasar
Foto: Prayogi/Republika
Sembako di pasar

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Sepekan menjelang bulan puasa, harga sayuran di pasar tradisional di Kota Cirebon alami kenaikan. Diperkirakan, kenaikan akan terus terjadi hingga lebaran mendatang.

 

Hal itu terungkap saat Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis melakukan sidak ke sejumlah pasar tradisional, Kamis (18/5). Dalam sidak itu, wali kota juga didampingi unsur muspida, Bulog dan Bank Indonesia.

 

Di Pasar Pagi Kota Cirebon, kenaikan harga yang tinggi di antaranya terjadi pada bawang putih super, yang kini sudah menembus Rp 64 ribu per kg. Sebelumnya, harga  bawang putih super masih Rp 40 ribu per kg.

 

Selain bawang putih, komoditas lain yang mengalami kenaikan adalah bawang merah. Saat ini, harga bawang merah sudah mencapai Rp 28 ribu per kg dari sebelumnya yang hanya Rp 20 ribu per kg.

 

Kenaikan harga juga terjadi pada cabai merah, dari Rp 20 ribu per kg menjadi Rp 35 ribu per kg dan cabai rawit dari Rp 25 ribu per kg menjadi Rp 34 ribu per kg. "Harga ini naik karena dari distributornya juga naik," ujar seorang pedagang sayur di pasar tersebut, Wira (33).

 

Wira menjelaskan, kenaikan harga barang dagangannya itu terjadi sejak sepekan terakhir. Dia memperkirakan kenaikan harga akan terus terjadi hingga lebaran mendatang.

 

Sementara itu, di Pasar Kanoman, sejumlah komoditas juga mengalami kenaikan harga. Selain bawang dan cabai, kenaikan harga juga terjadi pada petai.

 

Untuk satu batang petai yang biasanya dijual Rp 7 ribu, kini sudah mencapai Rp 10 ribu. Bahkan, untuk kupas, harganya sudah Rp 20 ribu per ons. "Kalau mau lebaran, harga petai kupas bahkan bisa sampai Rp 40 ribu per ons," terang seorang pedagang di Pasar Kanoman, Watmi.

 

Sementara itu, Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis, mengakui adanya kenaikan harga terhadap sejumlah komoditas sayuran. Namun, kenaikan harga itu dinilainya tidak mencolok. "Hanya bawang putih dan cabai yang naiknya mencolok. Yang lainnya tidak mencolok," tegas Azis.

 

Azis menilai, kenaikan harga sejumlah komoditas sayuran itu terjadi seiring naiknya permintaan barang dari masyarakat. Dia pun sudah meminta para pedagang di pasar untuk tidak menaikkan harga terlalu tinggi.

 

Khusus untuk kenaikan harga bawang putih, Azis menyatakan, hal itu dikarenakan Indonesia masih bergantung pada negara lain. Pemerintah pun tidak bisa mengecek sumber kenaikkan harga bawang putih. "Kita masih impor (bawang putih)," tandas Azis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement