REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat menilai kelangkaan pupuk di Kabupaten Sukabumi tidak perlu terjadi. Pasalnya, dari laporan yang diperolehnya stok pupuk urea masih cukup banyak.
Ketua HKTI Jabar, Entang Sastraatmadja, mengatakan pada pekan yang lalu dilakukan rapat bersama antara HKTI, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, dan produsen pupuk Kujang dan Gresik.
‘’Hasilnya, pupuk masih ada dan seharusnya tidak terjadi kelangkaan,’’ ujar dia kepada Republika Online, Jumat (30/5). Pupuk tersebut masih cukup tersedia di gudang produsen pupuk.
Menurut Entang, kelangkaan diduga karena rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) pupuk belum sesuai dengann kebutuhan petani. Akibatnya, jumlah pupuk urea yang dibutuhkan petani tidak semuanya terpenuhi.
Saat ini, kata Entang, ketika pupuk datang ke kios pengecer langsung habis diserbu pembeli. Sehingga, ada sejumlah petani yang tidak mendapatkan pupuk.
Entang mengatakan seharusnya RDKK dirumuskan berdasarkan database yang sesuai dengan kebutuhan petani. Langkah ini tidak akan menimbulkan terjadinya kelangkaan pupuk di pasaran.
''Disinilah peran penyuluh dalam memberikan informasi kepada petani,'' kata Entang. ''Khususnya, dalam memberikan informasi mengenai musim tanam seperti saat ini kemarau basah. Harapannya, ke depan RDKK pupuk dapat sesuai dengan kebutuhan para petani.''