Selasa 06 May 2014 13:00 WIB

Eropa Akan Jadi Rujukan Ahok Menata Jakarta

Rep: C63/ Red: Taufik Rachman
Basuki Tjahaja Purnama, (Ahok).
Foto: Antara/Rafiudddin Abdul Rahman
Basuki Tjahaja Purnama, (Ahok).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan pemerintah DKI Jakarta akan belajar dari negara-negara Eropa dalam urusan tata kota Jakarta ke depan.

Wagub yang biasa disapa Ahok ini mengatakan hal tersebut usai menemui Menteri Transportasi, Inovasi, dan Teknologi Austria Doris Bures di Balai Agung, Selasa (6/5). "Kita ingin belajar dari negara-negara Eropa untuk menata Jakarta," ujar Ahok.

Ahok mengatakan kunjungan Bures dan delegasi bisnis dari negaranya ke DKI, untuk membahas mengenai rencana pembangunan Jakarta di masa depan. Austria menurut Ahok, pernah mengalami masalah yang saat ini Jakarta tengah hadapi yakni masalah banjir dan tata kota.

Namun, Austria mampu melewati semua kendala kendala tersebut dan saat ini memiliki kota dan udara yang bersih. Hal itu bukan ditempuh dalam waktu yang mudah tetapi melalui proses yang panjang. Untuk itu, kunjungan Austria ini Ahok mengharapkan dapat meniru keberhasilan Austria.

"Mereka pernah mengalami masa-masa jorok dimana-mana seperti kita, tetapi sekarang sungainya bersih, udaranya bersih," ujar Ahok.

Pertemuan yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Perhubungan Muhammad Akbar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudi Siahaan tersebut menjelaskan mengenai pengalaman pengalaman Austria dalam menata kotanya. Itulah yang menurut Ahok patut dipelajari oleh Pemerintah DKI agar tidak mengulangi kesalahan yang pernah dialami Austria.

"Kerja sama seperti ini kita harapkan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dialami Austria, kalau bisa (DKI) langsung lompat saja," ucap Ahok.

Saat ditanya mengenai kerjasama apa dengan Austria, Ahok belum memastikan secara pasti. Namun, selain potensi dalam urusan bisnis, kerja sama dalam pengolahan air limbah dan sampah sangat menjanjikan bagi Ahok. "Kita butuh pengolahan air limbah dan sampah sebetulnya," akui Ahok.

Ahok mencontohkan bahwa saat ini Jakarta seharusnya sudah mengikuti teknologi baru dalam membuat terowongan. Terowongan kecil untuk mengantisipasi banjir menurutnya kurang efektif untuk di Jakarta dibandingkan terowongan tunnel yang besar.

"Mungkin dulu bikin terowongan tunnel kan masih mahal, nggak ada mesin yang canggih. Sekarang kan sudah ada, klo sudah ada buat apa bikin zona kecil," ujar Ahok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement