Kamis 17 Apr 2014 23:31 WIB

DIY Kembangkan Transfer Point Angkutan Kota

Rep: Neni Ridareni/ Red: Indira Rezkisari
Bus Transjogja
Bus Transjogja

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Yogyakarta segera mengembangkan konsep transportasi perkotaan yang rencananya dimulai 2015. Nantinya akan ada transfer point sebanyak 12 buah.

''Transfer point ini sejenis halte yang menjadi tempat berpindahnya penumpang dari anglkutan pedesaan ke angkutan per kotaan atau sebaliknya,''kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) DIY Budi Antono pada wartawan usai pertemuan antara Dishubkominfo dengan Komisi C DPRD DIY, di Gedung DPRD DIY, Kamis (17/4).

Ada 12 buah transfer point yang sedang dikaji diantaranya di Kentungan, di Demakijo, di Gamping di Arjowinangun. Di Transfer point ini angkutan tidak boleh berhenti sembarangan. Jadi hanya untuk menurunkan dan menaikkan penumpang saja, jelas dia. .

Dalam pertemuan antara Dishubkominfo dengan Komisi C DPRD DIY yang membicarakan tentang pengembangan angkutan perkotaan tahun 2015-2020, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TransJogja Dishubkominfo Agus Minang menjelaskan rencananya mulai tahun 2015 akan dikembangkan 22 jalur angkutan kota yang terdiri dari 17 jalur TransJogja dan lima jalur reguler.

''Konsep awalnya direncanakan 22 jalur angkutan kota tersebut dalamn pengelolaan satu sistem. Namun kenyataannya ada kendala. Sehingga yang lima jalur masih  jalur reguler. Diharapkan setelah tahun2020 atau kalau bisa sebelum tahun 2020  yang jalur reguler sudah bisa bergabung menjadi TransJogja,''kata Anton, panggilan akrab Budi Antono.

Sementara itu anggota Komisi C DPRD DIY Arif Rahman Hakim mengemukakan pesimis angkutan kota yang dikembangkan menjadi 22 jalur (17  jalur TransJogja dan lima jalur reguler) bisa menyelesaikan masalah angkutan transportasi perkotaan.

''Karena saya lihat konsep jalur angkutan kota yang disampaikan oleh Dishubkominfo masih overlap misalnya satu jalan dilewati oleh beberapa jalur TransJogja. Seharusnya yang diubah paradigma bangkitan-bangkitan penumpang ke efisiensi waktu. Dalam kajian transportasi perkotaan ini belum efisien dari sisi waktu dan anggaran karena ada jalur yang overlap,''ungkap dia.

Menanggapi hal itu Anton mengatakan pihaknya akan melakukan pertemuan dengan pihak organda, operator TransJogja maupun bus reguler untuk melakukan kajian lagi berdasarkan masukan  dari Komisi C supaya lebih efisien dari sisi waktu dan diminimalisir jarak yang jauh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement