Sabtu 15 Jun 2013 11:20 WIB

Tahun Depan Jalur Baru TransJogja Mulai Dilelang

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Bus Transjogja
Bus Transjogja

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Angkutan perkotaan di Daerah Istimewa Yogyakarta terutama yang non-TransJogja sudah semakin terpuruk. Selain semakin sedikit jumlahnya, jam trayeknya pun semakin maju.

Bila sudah melewati  pukul 17.00 hampir semua bus kota non TransJogja  tak ada yang beroperasi.

Untuk mengatasi hal itu, semua angkutan perkotaan di Yogyakarta akan dialihkan ke program BRT (//Bus Rapid Transport//). Bus-bus lama akan diganti baru, kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) DIY Tjipto Haribowo pada Republika.

Intinya, dia menjelaskan, bus yang lama diremajakan ke sistem BRT. Jadi nanti untuk perkotaan hanya ada TransJogja. 

Diharapkan 2016 sudah bisa full sistem BRT.

Dia mengakui, memang pengalihan ke program BRT tidak bisa instan. ''Walaupun nanti semua  pakai TransJogja, hal itu  tidak menjamin kemudian motor  akan berkurang drastis. Tentunya ada proses dan itu sudah mulai dilakukan sekarang,''ujarnya.

 Tjipto mengatakan jalur-jalur baru TransJogja mulai akan dilelang tahun depan dan itu membutuhkan sekitar 250 bus.

 

 Hal itu berarti akan ada 500 bus lama yang akan dihapus. Sekarang yang masih beroperasi sekitar 350 bus lama.

 

Banyak hal yang harus dilakukan supaya angkutan massal kembali  menari.

Sementara menurut Wakil Ketua Komisi C DPRD DIY Arif Rahman Hakim, bila semua angkutan kota  dialihkan ke BRT dan konsepnya seperti sekarang  yakni buy by service alias  dibayar Pemda, maka APBD DIY  tak akan kuat.

Oleh karena itu harus ada kajian yang lebih komprehensif  soal itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement