Selasa 15 Apr 2014 14:45 WIB

KPAI Akan Surati Mendikbud Terkait Kekerasan Seksual di Sekolah

Kekerasan anak
Foto: myhealing.wordpress.com
Kekerasan anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Ketua I Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Budiharjo mengatakan pihaknya akan menyurati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan supaya sistem pengawasan di sekolah diperketat untuk mencegah tindak kekerasan di lingkungan sekolah.

"Kejadian di Jakarta membuktikan bahwa kejadian tidak hanya terjadi di lingkungan kumuh atau sekolah pinggiran. Di sekolah elit pun ternyata bisa terjadi kekerasan seksual terhadap anak," katanya di Jakarta, Selasa.

Budi mengatakan kejadian kekerasan seksual terhadap siswa TK berusia enam tahun di sebuah sekolah internasional di Jakarta Selatan harus memberi kesadaran bahwa kawasan elit pun belum mampu memberikan perlindungan terhadap anak.

Kejadian itu, kata Budi, menunjukkan fakta dan realitas bahwa kejahatan tidak memandang lokasi. Meskipun di kawasan elit sekalipun, kalau ada peluang, kejahatan bisa terjadi. "Kebetulan saja kali ini terjadi di sekolah elit. Itu fakta dan realita yang harus diterima," ujarnya.

Budi mengatakan dalam kasus di sekolah internasional itu, KPAI sudah turun setelah kejadian tersebut ditangani polisi. Menurut dia, orang tua korban juga sudah aktif menyiapkan psikolog dan pengacara. "Dalam hal ini yang harus dijaga dan diselamatkan adalah mental anak. Jangan sampai kejadian itu merusak mental dan tumbuh kembang anak," katanya.

Menurut Budi, KPAI akan berupaya mendampingi korban dan memberi masukan kepada polisi yang menangani kasus tersebut. Dia juga mendorong pelaku dihukum dengan hukuman yang seberat-beratnya. Polda Metro Jaya telah menetapkan dua orang tersangka yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sekolah tersebut. Kedua tersangka dikenakanPasal 292 KUHP dan Pasal 82 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Rikwanto menuturkan penyidik masih mengembangkan penyelidikan karena diduga masih terdapat pelaku lainnya. Hasil pemeriksaan laboratorium forensik menunjukkan bakteri yang terdapat pada anus korban identik dengan bakteri pada kedua tersangka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement