Jumat 28 Mar 2014 16:53 WIB

Titik Api Meningkat, Peluang Kebakaran di Riau Makin Besar

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Muhammad Hafil
 Kepulan asap dari hutan terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (28/2).   (Antara/Lanud Roesmin Nurjadin)
Kepulan asap dari hutan terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (28/2). (Antara/Lanud Roesmin Nurjadin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cuaca kering mengakibatkan peningkatan jumlah titik api di Riau. Peluang kebakaran hutan akan semakin besar ketika memasuki bulan Mei hingga September.

Berdasarkan rilis yang diterima Republika, pantauan satelit NOAA pada Kamis (27/3) sore terdeteksi ada 173 titik api. Sedangkan satelit Modis yang memiliki resolusi lebih detil mendeteksi 777 titik api pada Jumat (28/3). Titik api tersebar di Bengkalis 310, Rohil 103, Siak 99, Dumai 95, Inhil 50, Pelalawan 44, Inhu 41, dan Meranti 35. Asap pekat berasal dari lahan gambut terbakar di Dumai, Bengkalis dan Siak. Asap menyebar di Riau, Sumut dan sebagian Sumbar bagian timur. Kualitas udara juga menurun. 

Petugas masih melalkukan operasi pemadaman titik api dan asap. Sebanyak 1.000 personil TNI yang didatangkan dari Jakarta disebar ke berbagai tempat. Satgas darat telah memadamkan 20.451 ha lahan terbakar. 

Kepala BNPB, Syamsul Maarif, selaku komandan Satgasops telah memerintahkan satgas darat juga melakukan monitoring titik api dan asap dengan melakukan patroli pada siang dan malam hari. Patroli malam dilakukan di Merbau, Perawang, dan Teluk Meranti. Sepatu TNI banyak yang melepuh dan rusak terkena panas titik api. Beberapa pasukan dipindahkan ke lokasi terbakar dengan menggunakan helicopter. Manggala Agni berhasil memadamkan 2.799 ha.

 Hujan buatan terus dilakukan dengan pesawat Hercules C-130 TNI AU dan Cassa 212. Total 86,9 ton NaCl telah ditaburkan ke awan-awan di atas Riau untuk menjatuhkan hujan. Beberapa kali hujan telah turun di Riau. Perlu hujan lebat dan lama guna memadamkan titik api hingga tuntas. Namun kondisi cuaca yang kering menyebabkan awan-awan yang terbentuk tidak besar. Satgas udara mengerahkan 8 helicopter untuk pemadaman dengan water bombing. Total 3.030 kali penerbangan helicopter melakukan water bombing dgn menumpahkan 10,8 juta liter air ke titik api.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement