REPUBLIKA.CO.ID, PAPANGGO -- Tumpukan sampah kini sudah setinggi lebih dari dua meter di Tempat Pembuangan Sampah (TPS), Rt 11 / RW 12, Gg.21, Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara. Tumpukan itu adalah kumpulan sampah satu bulan yang tidak pernah tuntas diangkut.
"Sudah sejak hari Minggu sampah di tempat itu tidak ada yang mengangkut," ujar Muhammad Amin, Kamis (27/3), pengelola sampah yang juga warga sekitar. TPS itu terletak di perbatasan dua keluarahan, Papanggo dan Warakas.
Menurut Amin butuh 20 truk sampah lebih untuk dapat mengangkut seluruh sampah di sana. Padahal pengambilan sampah biasanya hanya dilakukan dengan dua truk.
Amin dan keempat temannya, yang tinggal di sekitar TPS lah yang berjasa mengelola sampah-sampah itu. Mereka menjaga agar tumpukan sampah tidak tumpah ke jalan dan membuat lalu lintas terhambat. Pasalnya ketika sampah terlalu banyak, tidak jarang mereka mendapat komplain masyarakat pengguna jalan.
Tidak ada upah dari pemerintah bagi mereka. Mereka mendapatkan manfaat dari hasil mengumpulkan sampah plastik untuk dikilokan. "Dua minggu sekali kita ngiloin, dapetnya Rp 500ribu, nanti dibagi berlima," ujar Amin.
Siklus pembuangan sampah di sana memang tidak seimbang. Pemasukan sampah dalam sehari lebih dari satu truk. Sedangkan biasanya dalam tiga hari tidak diangkut. Apalagi di hari minggu bisa sampai tiga truk kiriman sampah.
Amin yang sudah sejak lahir tinggal di sekitar situ dan tiga tahun menjadi pengelola, akhirnya pernah mengadu ke Kelurahan setempat. "Saya minta sampah diambil rutin tiap hari, sananya udah bilang iya," ujarnya.
Di lain pihak, Kasi (Kepala Seksi) Kebersihan Tanjung Priok, Junjungan Sihombing ketika dihubungi mengaku bahwa sampah di TPS itu setiap hari selalu diangkut.
Menurutnya, pengambilan sampah di TPS itu memang selalu terkendala dengan akses jalan yang berlubang. Mengenai tumpukan sampah hari ini memang belum diangkut, karena ia sedang mengangkut sampah di TPS lain. "Setiap hari selalu kita angkut, habis dari sini kita ke sana," katanya.