REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih terus mempelajari desain tata ruang rencana pembangunan sarana transportasi massal monorel yang diajukan oleh PT Jakarta Monorail (JM).
"Kalau ternyata desainnya tidak sesuai dengan rencana tata ruang Pemprov DKI, maka pembangunan monorel itu bisa saja kita tolak," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (20/3).
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, pihaknya membutuhkan waktu kira-kira satu minggu untuk mempelajari kajian desain tata ruang monorel yang diajukan oleh PT JM. "Kalau memang tidak sesuai, belum tentu juga kita akan langsung berpaling ke Metro Kapsul, karena itu pun tetap harus kita cermati dulu, yang penting sekarang kita rampungkan dulu kajian monorel ini," ujar Ahok.
Selain desain, dia mengungkapkan pihaknya juga tengah mempelajari kondisi finansial PT JM, khususnya terkait jaminan investasi dari properti yang ditawarkan oleh PT JM. "Konsorsium PT JM menguasai properti dengan total luas 200 ribu meter persegi. Mereka optimistis mampu memenuhinya. Tapi, tetap harus kita cek lagi. Kita kan tidak mau proyek monorel ini mangkrak," tutur Ahok.
Dia mengungkapkan jika ditinjau dari Pola Transportasi Makro yang telah didesain sebelumnya, Kota Jakarta harus memiliki jalur kereta rel listrik sebanyak dua loopline lagi serta Mass Rapid Transit (MRT). "Sehingga, dengan adanya dua moda transportasi massal tersebut, kedepannya busway Transjakarta dapat diintegrasikan dengan baik dan mempermudah aktivitas transportasi warga," tambah Ahok.