Senin 17 Mar 2014 19:44 WIB

Susi Tur Andayani Pengatur Uang Suap ke Akil Mochtar?

Rep: bambang noroyono/ Red: Taufik Rachman
Terdakwa suap pengurusan sengketa sejumlah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang juga Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar (tengah) beranjak usai mengikuti persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (27/2).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Terdakwa suap pengurusan sengketa sejumlah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang juga Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar (tengah) beranjak usai mengikuti persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Fakta persidangan kasus suap pemilihan kepala daerah (pilkada) lebak, Banten kembali terungkap. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap menuduhkan sangkaan kepada terdakwa, Susi Tur Andayani, sebagai pengatur besaran suap ke Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.

Dalam persidangan lanjutan, di PN Tipikor, Jakarta, Senin (17/3) KPK membeberkan bukti rekaman percakapan via telefon antara Susi dan salah satu pasangan kandidat Bupati serta Wakil Bupati Lebak, Kasmin.

Dalam rekaman hasil sadapan itu, Susi terbukti memintakan dana tambahan senilai Rp 1 miliar kepada Kasmin. Uang tersebut, untuk diberikan kepada Akil, agar, MK dalam putusan sengketa pilkada Lebak, memenangkan gugatan dari pasangan Amir Hamzah dan Kasmin.

Suap tersebut, agar MK menggugurkan keputusan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menetapkan Iti Oktavia Jayabaya-Ade Sumardi sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2013-2018.

Uang untuk Akil, sebenarnya sudah diberikan oleh Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan kepada Susi, sejumlah yang sama. Wawan adalah adik kandung dari Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah yang juga menjadi tersangka, dalam kasus serupa.

Berikut pembicaraan Susi dan Kasmin, yang diperdengarkan untuk umum di PN Tipikor, Jakarta, Senin (17/3)

Susi : Sudah ketemu Pak Wawan. Tapi itu masih kurang. Kiloan masih kurang.

Kasmin : Masalah tidak?

Susi : Maksud saya ke Pak Amir, bicarain dong dengan Pak Haji (Kasmin). Semalam dia (Amir) debat-debat mulu dengan Pak Wawan.

Kasmin: Cuma satu?

Susi: Iya, satu juga tadinya nggak mau kasih. Terus saya debatinlah. Nggak bisa gitu dong pak. Besok saya serahin ke Bu Susi jam 2.

Kasmin: Belum diterima?

Susi: Belum. Maksud saya dengan Pak Amir itu, tambahin ajalah, 500 atau 300. Jadi gak satu aja. Nanti sisanya, saya bilang, ini beliau SMS kan, sisanya nanti saya tagihin setelah pada menang. Saya bilang gitu sama bos saya itu.

Kasmin: Tapi nggak berubah, tetap dikabulkan?

Susi: Ini saya masih SMS-an. Ada koordinasi ga dengan Amir?

Kasmin: Tidak ada

Susi: Kalau ada dana, bawa aja, ditambahin, kalau bisa jangan satu kilo.

Kasmin: Tidak ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement