REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA BESAR – Masyarakat Dusun Labuan Bua, Desa Pukat, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar kegiatan syukuran laut atau disebut Basanturen Let di dermaga setempat.
"Syukuran laut ini merupakan wujud rasa syukur kita atas keselamatan dan keberhasilan yang dicapai masyarakat nelayan," kata Bupati Sumbawa Jamaluddin Malik, Sabtu (8/3).
Ia mengatakan, Basanturen Let merupakan kegiatan yang sudah menjadi tradisi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat nelayan Labuan Bua atas nikmat yang telah dilimpahkan Allah SWT.
“Bahkan, sesungguhnya kegiatan ini tidak hanya melanjutkan tradisi, melainkan untuk memberi nilai tambah dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.
Maknanya adalah dengan pelaksanaan syukuran laut, rasa kebersamaan dan kekompakan masyarakat bisa lebih ditingkatkan guna menunjang suksesnya program pembangunan dalam berbagai hal, khususnya bidang kelautan dan perikanan.
Jamaluddin menyatakan, kegiatan Basanturen Let ini sesuatu yang sangat positif agar warga selalu pandai bersyukur. Sebab, sebagaimana diyakini bahwa dengan pandai bersyukur, maka nikmat dan rahmat Allah akan semakin bertambah.
"Saya ingatkan jangan sampai mencampurkan urusan adat dengan agama. Dengan adanya syukuran ini, bukan berarti kita meminta rezeki kepada laut. Syukuran ini agar dijadikan motivasi untuk terus beribadah dan bersyukur kepada Allah, dan tetap mengingat batas antara adat dan agama," ujarnya.
Secara khusus, Bupati Sumbawa ini menilai kegiatan tersebut bagian dari upaya mempertahankan kondisi masyarakat yang sejahtera secara spiritual, yang dalam bahasa Sumbawa dikenal dengan istilah 'senap semu'.