Rabu 19 Jun 2019 21:40 WIB

Samota di Pulau Sumbawa Resmi Jadi Cagar Biosfer Dunia

Samota adalah Kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora di Sumbawa.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pulau Moyo
Foto: Bowo S Pribadi/Republika
Pulau Moyo

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora (Samota) di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), akhirnya resmi ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia oleh UNESCO.

Deklarasi penetapan Samota sebagai cagar biosfer dunia dilakukan dalam acara the 31st session of the Man and the Biosphere Programme International Coordinating Council yang berlangsung di Paris, Perancis.

“Alhamdulillah hari ini, UNESCO telah resmi menetapkan Samota sebagai cagar biosfer dunia," ujar Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah di UNESCO headquarter, Paris, Prancis, Rabu (19/6).

Rohmi mengatakan, sebelumnya NTB juga telah memiliki cagar biosfer dunia yaitu Taman Nasional Rinjani yang ditetapkan pada 2018.

“Dengan ditetapkannya Samota sebagai cagar biosfer dunia, maka kita di NTB telah memiliki dua cagar biosfer dunia. Dengan demikian, kita harus betul-betul kita perhatikan dan lestarikan bersama demi kelangsungan hidup seluruh ekosistem yang ada di dunia," kata Rohmi.

Sebagai biosfer dunia, lanjut Rohmi, akan membuka pintu kerja sama antarpengelola biosfer seluruh dunia untuk melakukan penelitian ilmiah, pemantauan global, dan pelatihan pakar dari seluruh dunia.

"Para pengelola biosfer Rinjani dan Samota nantinya bisa berbagi pengetahuan dan kerjasama penelitian dengan para peneliti dan pengelola biosfer dari seluruh dunia," ucap Rohmi.

Rohmi berharap dengan penetapan Taman Nasional Rinjani dan Samota menjadi biosfer dunia akan mampu mempercepat NTB dalam mencapai //Sustainable Development Goals// (SDGs).

"NTB selama lima tahun terakhir selalu mendapatkan MDGs Award atas keberhasilannya dalam melaksanakan berbagai indikator capaian MDGs. Maka, setelah MDGs berakhir dan diganti dengan SDGs, kita juga harus dapat mencapai SDGs dengan baik," kata Rohmi.

Selain memberi manfaat terhadap keberlangsungan sumber daya hayati, lanjut Wagub, penetapan Rinjani dan Samota sebagai biosfer dunia diharapkan akan memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat NTB.

Rohmi menyebutkan pada akhir Agustus sampai awal September tahun ini, Taman Nasional Gunung Rinjani akan menjadi tuan rumah Asia Pasific Geopark Network di Geopark Rinjani. Pada 2020, Rinjani dan Samota akan menjadi tuan rumah 13rd South East Biosphere Reserve Network.

"Akan banyak  tamu dari seluruh dunia yang akan datang dalam acara ini. Semoga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata NTB untuk kesejahteraan masyarakat," ucap Rohmi.

Acara //the 31st Session of the Man and the Biosphere Programme International Coordinating Council// sendiri berlangsung dari 17-21 Juni 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement