Sabtu 08 Mar 2014 08:02 WIB

Petugas Pemadam Kebakaran Itu Akhirnya Tutup Usia

Kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: EPA/Nuno Andre Ferreira
Kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BALIKPAPAN -- Petugas pemadam kebakaran Balikpapan, Suyatno (50), yang terhantam kepala selang (nozzle) hingga jatuh dan mengalami gegar otak, akhirnya meninggal dunia.

"Almarhum meninggal pada Jumat (7/3) setelah kritis selama 12 hari di RS Kanujoso Djatiwibowo," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran (BPBK) Balikpapan, Abdul Azis, Sabtu (8/3).

Suyatno adalah warga Jalan Gunung Empat, Margo Mulyo, Balikpapan Barat. Ia meninggalkan seorang istri, Sundari, dan dua anak, yakni Gita dan Tyas.

Almarhum dimakamkan di Pemakaman Muslim Gunung Empat, Balikpapan, Jumat (7/3) siang yang dihadiri hampir seluruh rekan-rekannya petugas PMK Balikpapan.

"Almarhum yang merupakan komandan regu pemadam kebakaran wilayah Balikpapan Barat dengan markas di belakang Plaza Kebun Sayur itu akan mendapat kenaikan pangkat anumerta dari golongan ID menjadi II-A," katanya.

Ia mengalami kecelakaan saat memadamkan api dalam kebakaran yang terjadi di Kampung Baru Ilir, Balikpapan Barat, Minggu (23/2) silam. Suyatno berada di atas mobil "brandwir" pemadam untuk memimpin upaya pemadaman.

Di tengah kebakaran dan kepanikan warga, ada yang menarik selang untuk merebutnya dari petugas. Diduga warga ini ingin menyemprotkan air ke rumahnya sendiri.

Suyatno pun terhantam nozzle dari selang berisi air bertekanan tinggi itu, lalu jatuh dari mobil dengan helm pelindung pecah dan segera dibawa ke klinik terdekat.

"Setelah pertolongan pertama, beliau segera kami bawa ke RSKD," tutur Abdul Azis.

Selama dirawat, Suyatno sempat sadar sebentar, namun kemudian keadaanya memburuk lagi hingga akhirnya meninggal dunia.

Rekan-rekan almarhum mengaku sangat kehilangan, seperti Saleh yang merupakan sopir "brandwir" mobil pemadam dari Pos Wilayah Balikpapan Barat.

"Suyatno merupakan sosok yang baik hati dan tak pelit berbagi ilmu dan pengalaman. Dengan senang hati, ia menularkan ilmunya kepada para yunior," kata Saleh.

Menurut dia, Suyanto sudah bergabung (sebagai pemadam) sejak bujangan. Nyaris separuh hidupnya untuk memadamkan api. "Orang itu sangat baik hati, dia pekerja keras. Meski bukan giliran jaga, jika ada kejadian, dia selalu siap," katanya.

Senada dengan itu, Sutrisno selaku mertua Suyatno mengikhlaskan menantunya gugur dalam tugas, apalagi anak laki-laki Sutrisno juga berprofesi sebagai pemadam kebakaran.

"Saya nggak bisa menyalahkan warga yang naik ke mobil untuk berebut selang air, yang akhirnya membuat Suyanto jatuh dari mobil. Saya hanya bisa berharap, kejadian ini tak lagi terulang," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement