Senin 03 Mar 2014 15:55 WIB

Timwas Century Korek Pengakuan Anas Singgung SBY

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tersangka kasus korupsi proyek Pusdiklat Hambalang Anas Urbaningrum usai melakukan pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (21/2). (Republika/Agung Supriyanto)
Tersangka kasus korupsi proyek Pusdiklat Hambalang Anas Urbaningrum usai melakukan pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (21/2). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bekas Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum, diminta buka suara soal bailout Bank Century. Inisiator Tim Pengawasan (Timwas) Century DPR RI, Akbar Faisal mengatakan, pengakuan dari Anas akan mengurai benang rumit skandal mega korupsi di bank gagal itu.

''Saya berharap, Anas punya waktu yang tepat untuk membuka lembaran-lembaran berikutnya (terkait Bank Century),'' kata Akbar, saat dijumpai di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (3/3).

Akbar membeberkan, keinginannya bertemu dengan Anas, punya motivasi sendiri. Kata dia, dirinya ingin berbicara langsung dengan Anas, terkait mega skandal korupsi Bank Century.

Akbar menerangkan, enam tahun sudah perkara tersebut tidak tuntas. Menurut dia, Anas punya peran untuk memberi informasi penting terkait penggelontoran uang negara seniali Rp 6,7 triliun itu pada 2008 silam. Apalagi, dikatakan Akbar, pengakuan terbaru Anas memunculkan informasi baru terkait Bank Century.

Akbar menceritakan, dari pemeriksaan Anas oleh KPK, awal Februari lalu, Anas memberi keterangan kepada penyidik KPK soal Bank Century. Kata dia, Anas mengaku meminta kepada Timwas Century, agar kasus itu tak menyeret nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Anas meminta itu, ketika dirinya masih memegang kendali suara partai Fraksi Demokrat di Senayan. Menurut Akbar, pengakuan tersebut adalah lembaran baru dari pat gulipat dana triliunan rupiah itu. Akbar meminta, perjumpaannya dengan Anas nanti, dapat memberi cerita utuh tentang bailout bank gagal itu. ''Saya ingin tahu seperti apa cerita sebenarnya,'' ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement