REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sekitar 260.000 pohon berbagai jenis buah-buahan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, rusak terkena abu vulkanik erupsi Gunung Kelud, sehingga masyarakat mengalami kerugian mencapai puluhan miliar rupiah.
"Data sementara yang masuk saat ini sedikitnya 260.000 pohon berbagai jenis buah-buahan itu mati, bahkan kering kerontang dan otomatis tidak bisa dipanen. Padahal, pohon apel sudah memasuki musim panen," kata Rendra Kresna yang sejak pagi sudah berada di lokasi posko pengungsian warga di Kecamatan Pujon.
Selain pohon apel, sejumlah pohon buah-buahan lainnya, seperti kelengkeng, durian, alpukat, rambutan, nangka, termasuk tanaman stroberi yang ada di tiga kecamatan terdampak erupsi Gunung Kelud tersebut juga rusak parah dan tidak bisa dipanen sama sekali.
Nominal kerugian sementara akibat gagal panen buah-buahan tersebut sekitar Rp 24,5 miliar. Padahal, komoditas buah-buahan tersebut menjadi salah satu penopang utama perekeonomian dan penghasilan warga di tiga kecamatan terdampak erupsi itu.
Menurut Rendra, luasan lahan, jumlah pohon buah-buahan yang rusak maupun nominal kerugian tersebut masih bisa bertambah karena saat ini terus dilakukan "update" data dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang serta laporan dari warga.
Kecamatan Ngantang merupakan penghasil buah durian dan alpukat yang cukup besar di Kabupaten Malang, sedangkan Kecamatan Kasembon merupakan penghasil buah rambutan, nangka dan kelengkeng. Sementara Kecamatan Pujon adalah penghasil buah stroberi dan apel.