Rabu 19 Feb 2014 11:25 WIB

Masyarakat Diminta Jauhi Sungai Saat Banjir Lahar Dingin

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Aliran lahar dingin di Sungai Konto, Kandangan, Pare, Kediri, Jawa Timur. Selasa (18/2).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Aliran lahar dingin di Sungai Konto, Kandangan, Pare, Kediri, Jawa Timur. Selasa (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pasca erupsi Gunung  Kelud diperkirakan ada 50 juta meter kubik material lahar yang berada di sekitar Gunung Kelud. Saat ini kondisi material lahar dingin telah jenuh air karena sudah tiga hari terakhir terkena hujan sehingga mudah menjadi banjir lahar dingin, Rabu, (19/2).

Namun 50 juta meter kubik material lahar dingin tersebut, kata Sutopo, tidak akan terjadi sekaligus tergantung dari hujan. "Namun masyarakat harus selalu waspada, jauhi bantaran sungai saat banjir lahar dingin," katanya.

Banjir lahar dingin, terang Sutopo, memiliki sifat merusak. Banjir lahar juga memicu tingginya erosi di bantaran sungai yang dilalui banjir lahar.

"Tidak aneh seringkali pondasi jembatan pun roboh. Pada kemiringan lereng curam, mengalirnya banjir lahar ke arah dataran kaki gunung berlangsung sangat cepat, daya kikis atau daya tumbuk arus banjir lahar terhadap tepi sungai akan semakin kuat," ujar Sutopo.

Di sekitar Gunung Kelud, lanjut Sutopo,  telah dibangun sabo sabo dam yang mampu menampung 14,5 juta meter kubik lahar dingin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement