REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kebakaran di Kabupaten Kepulauan Meranti semakin meluas. Untuk mencegahnya semakin luas, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Said Saqlul Amri mengatakan pihaknya membutuhkan helikopter untuk menjatuhkan air di lokasi kebakaran.
"Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menyatakan kewalahan memadamkan kebakaran lewat darat. Diperlukan helikopter untuk bom air karena lokasi kebakaran jauh dan aksesnya sulit dicapai," kata Said Saqlul Amri di Pekanbaru, Jumat.
Ia mengatakan, kebakaran di Kabupaten Kepulauan Meranti banyak terjadi di lahan perkebunan sagu milik warga dan sebuah perusahaan swasta. Luas kebakaran lahan diperkirakan sudah mencapai 2.000 hektare yang mengakibatkan asap pekat.
Said mengatakan, BPBD tidak bisa langsung membantu karena tidak memiliki armada helikopter. Cara lain yang bisa ditempuh, lanjutnya, adalah dengan meminjam helikopter milik perusahaan atau dengan cara menyewa.
"Kita akan rapatkan dulu dengan Gubernur Riau dan instansi terkait, namun kondisi sekarang memang harus menggunakan bom air untuk di Kepulauan Meranti," katanya.
Ia menambahkan, penggunaan bom air dengan helikopter juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. BPBD Riau mendapat alokasi dana di APBD Riau 2014 sebesar Rp 10 miliar untuk tanggap bencana, namun penggunaannya juga memerlukan persetujuan dari Sekretaris Daerah Provinsi Riau.
"Kalau dana dari Sekretariat Daerah cepat turun dan bisa dicairkan, maka kita juga bisa cepat beraksi," katanya.
Ia mengatakan, sejauh ini BPBD Riau baru hanya melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam penanggulangan kebakaran.
Kabut asap kebakaran lahan dan hutan kini makin pekat menyelimuti Kota Pekanbaru. Hingga Jumat sekitar pukul 10.00 WIB, asap masih memyelimuti udara dan jarak pandang berkisar 1.500 meter.