REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Fenomena pergerakan tanah kembali melanda wilayah Kabupaten Majalengka. Kali ini, peistiwa itu terjadi di Desa Jeruk Leu’eut, Kecamatan Sindangwangi, dan mengakibatkan puluhan rumah warga menjadi rusak.
Berdasarkan pantauan, kerusakan akibat pergerakan tanah itu menimpa sekitar 23 unit rumah warga. Rumah-rumah itu mengalami retak-retak pada bagian dinding serta lantai.
Pada dinding rumah warga, lebar retakan mencapai sekitar 20 cm. Sedangkan pada bagian lantai, mengalami retakan selebar kurang lebih 15 cm dan mulai amblas hingga meninggalkan ruang kosong di dalam retakan.
Saat warga mengukur menggunakan bambu, terlihat ada ruang kosong sedalam 1,5 meter akibat pergerakan tanah. ‘’Kami khawatir rumah akan menjadi ambruk,’’ ujar seorang warga, Iso, Jumat (31/1).
Iso mengatakan, pergerakan tanah terjadi setiap jam, baik siang maupun malam hari. Pergerakan tanah itu semakin cepat saat hujan turun dengan deras.
Kekhawatiran senada diungkapkan warga lainnya, Surnata. Dia menjelaskan, saat malam hari, warga yang rumahnya mengalami pergerakan tanah memilih untuk mengungsi ke tempat sanak keluarga yang lebih aman.
‘’Jadi bolak-balik, kalau siang hari kembali ke rumah. Sedangkan malam hari mengungsi,’’ tutur Surnata.
Bagian Kesra Desa Jeruk Leu’eut, Joharudin, menjelaskan, pergerakan tanah itu merupakan yang pertama terjadi di wilayah Sindangwangi. Dia mengungkapkan, warga didesanya, takut jika retakan itu terus menjalar dan merobohkan rumah-rumah mereka.