REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Sejumlah petani di Kabupaten Gorontalo Utara meresah adanya kelangkaan pupuk yang terjadi sejak sepekan ini.
Faisal Jafar, salah seorang petani di Desa Milango, Kecamatan Tomilito, Minggu, mengaku sangat kesulitan mendapatkan pupuk, jika ada tentunya harganya sangat mahal.
Makanya ia berencana akan menyimpan hasil panen berasnya untuk konsumsi rumah tangga saja, sebab jika dijual keuntungannya tidak mampu menutupi biaya tanam dan perawatan.
"Harga pupuk mencapai Rp250 ribu di tingkat pengecer, sehingga saya memilih melakukan pemupukan sendiri untuk menghemat biaya," ujarnya.
Hal yang sama diutarakan, Jemmy Hamidjun, petani di Desa Sigaso, Kecamatan Atinggola, yang mengaku sudah seminggu ini kesulitan mendapatkan pupuk.
"Kami terpaksa belum melakukan pemupukan, sebab kesulitan mendapatkan pupuk," ujarnya yang berharap pemerintah daerah segera mengatasi kelangkaan tersebut.
Sementara itu, Kepala Desa Sigaso, Riston Tantaena, membenarkan kelangkaan pupuk tersebut, bahkan seluruh desa di Kecamatan Atinggola mengalami hal yang sama.
"Kami sudah mengecek langsung di tingkat distributor namun pasokannya ternyata berjalan lancar, bahkan pengirimannya tak pernah terlambat," ujar Riston.
Setelah ditelusuri kata Riston, penyaluran pupuk di tingkat pengecer bermasalah, sebab ternyata pasokan untuk Kecamatan Atinggola dijual ke daerah tetangga, padalah distribusinya cukup banyak sesuai rincian kebutuhan pokok terhadap pupuk bagi petani di wilayah ini.
Ia mengatakan, seluruh kepala desa bersepakat akan mendatangi langsung pemerintah kabupaten dan DPRD, mendesak penertiban para pengecer yang mencoba-coba nakal dalam penyaluran pupuk di daerah ini.