Selasa 07 Jan 2014 17:42 WIB

Konvensi Rakyat Dinilai Tidak Pengaruhi Partai Politik

Parpol/ilustrasi
Foto: antara
Parpol/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo, menilai gelaran Konvensi Rakyat Calon Presiden 2014 yang digagas KH Solahudin Wahid (Gus Solah) takkan mempengaruhi partai politik menghadapi Pemilihan Presiden periode 2014-2019.

"Apalagi terhadap partai-partai politik besar yang sudah memiliki kandidat sendiri menghadapi Pemilihan Presiden mendatang," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Selasa.

Selain itu, menurut dia, dari nama-nama calon presiden yang muncul dalam konvensi tersebut belum pernah muncul dalam lembaga-lembaga survei nasional, sehingga siapapun pemenangnya dianggap relatif tidak signifikan.

"Apalagi nantinya pasangan calon presiden dan wakilnya harus diusung oleh partai politik. Ini yang membuat berat dan arahnya belum terlalu signifikan," kata Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut.

Meski masih memiliki peluang, lanjut Suko Widodo, namun masih sangat kecil karena tidak memiliki basis massa dan pendukung yang kuat. Hal inilah yang membuat partai politik berpikir dua kali untuk menampung atau bahkan merekrutnya menjadi kandidat.

"Saya lebih melihat partai politik akan mengabaikan dan acuh karena sudah memiliki kader sendiri. Selain itu, tentu saja partai akan lebih memilih tokoh yang namanya sudah malang-melintang di percaturan politik nasional," katanya.

Kendati demikian, pria yang juga pakar komunikasi politik itu melihat sejumlah sisi positif dari Konvensi Rakyat 2014, di antaranya bisa melihat pikiran dari berbagai hal dan memperoleh gagasan dari banyak pihak.

"Yang menarik, demokrasi memberikan ruang bagi siapapun berekspresi dan layak mendengar pemikiran-pemikiran dari para calon di konvensi," kata dia.

Konvensi Rakyat 2014 diikuti tujuh bakal calon presiden. Mereka masing-masing Prof. Sofjan Siregar (Rektor Islamic University of Europe, Rotterdam, Belanda), DR Anni Iwasaki (WNI dan aktivis Perempuan yang tinggal di Jepang), dan Ricky Sutanto (Pengusaha dan Aktivis Pemberdayaan Masyarakat).

Selanjutnya, Isran Noor (Bupati Kutai Timur), Tony Ardi (Mantan Aktivis), Rizal Ramli (Ahli Ekonomi serta Menko Perekonomian dan Menkeu era Presiden Gus Dur), dan Yusril Ihza Mahendra (Menkumham era Presiden Megawati Soekarnoputri dan sempat menjabat Mensesneg era Presiden SBY, sekaligus politisi Partai Bulan Bintang).

"Mereka kandidat pilihan rakyat dan dideklarasikan sebagai bakal capres alternatif hasil Konvensi Rakyat. Tujuannya, memunculkan kandidat alternatif dalam Pemilihan Presiden 2014," ujar Ketua Komite Konvensi Rakyat, KH Solahudin Wahid.

Ia berharap dengan munculnya tujuh bakal capres alternatif ini, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dan menekan tingginya golput atau tidak memilih, dalam hari H pemungutan suara nantinya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement