REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Partai Demokrat Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengalami penurunan elektabilitas diduga akibat pembentukan opini negatif yang dilakukan sejumlah media massa.
"Dari hasil survei yang kami terima per Desember 2013 menyebutkan partai ini di daerah kita hanya memperoleh 7 persen suara. Jumlah itu menurun dari target yang ingin kami capai," kata Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bekasi Rohim Mintareja di Cikarang, Senin.
Target yang dibebankan kepada seluruh calon anggota legislatif (caleg) melalui Pemilu Legislatif 9 April 2014, kata dia, berjumlah 15 persen suara.
"Kami masih optimistis bisa meraih target meski hasil survei elektabilitas partai terjadi penurunan," katanya.
Menurut dia, penurunan elektabilitas partai itu juga berlaku bagi partai besar peserta Pemilu 2014, kecuali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Rohim mengatakan, turunnya elektabilitas Partai Demokrat karena gencarnya pembentukan opini negatif, seperti berita-berita korupsi.
"Akibatnya timbul ketidakpercayaan masyarakat kepada partai," katanya.
Dia minta kepada seluruh caleg agar turun ke masyarakat untuk menyampaikan keberhasilan Partai Demokrat yang telah diraih selama 5 tahun terakhir.
"Khususnya program-program yang berhasil dijalankan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," katanya.
Wakil Ketua DPP Partai Demokrat, Max Sopacua, menilai persoalan korupsi yang menjerat kadernya di level nasional juga dialami partai lainnya.
"Survei itu hanya terbatas di daerah perkotaan, sehingga kurang valid. Apalagi Demokrat sebagai partai pemenang pemilu, tentu banyak yang mengincar posisi," katanya.
Dia minta masyarakat agar tidak menutup mata terhadap keberhasilan Demokrat dalam menyejahterakan rakyat Indonesia melalui rangkaian kebijakan yang dilakukan pemerintah pusat melalui Presiden.
"Jangan hanya karena kesalahan segelintir kader, lalu merusak semua capaian positif yang sudah kita raih bersama selama ini," katanya.