REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepolisian Daerah Bali meningkatkan pengawasan di beberapa perairan termasuk di puluhan pintu masuk tidak resmi. Langkah ini untuk mengantisipasi aksi terorisme menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Kami awasi pintu-pintu masuk termasuk jalur tikus (tidak resmi) untuk mengantisipasi masuknya teroris," kata Direktur Polisi Perairan Polda Bali, Komisaris Besar Tubuh Musyaref di Denpasar, Sabtu (21/12).
Ia menyebut di Pulau Dewata terdapat 67 jalur tikus atau jalur masuk tak resmi yang dikhawatirkan disusupi teroris atau orang yangingin mengacaukan keamanan di Bali.
Sebagian besar, jalur tikus tersebut berada di Kabupaten Buleleng, Karangasem, dan Jembrana yang berbatasan dengan provinsi lain.
"Paling rawan itu di Buleleng dan Jembrana karena 'dekat' dengan Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan," ucapnya. Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya akan meningkatkan patroli laut termasuk di jalur-jalur tersebut.
Polisi juga memberdayakan masyarakat sekitar termasuk nelayan untuk ikut menjaga keamanan pesisir. "Kami kerahkan melalui pengamanan swakarsa masyarakat termasuk nelayan binaan Pol Air," katanya.
Selain itu Mabes Polri juga turut membantu Polda Bali dengan mengerahkan kapal tipe A 7008 KRI Gatot Kaca yang siaga di Pelabuhan Benoa, Denpasar. "Kapal itu sewaktu-waktu siap dikerahkan dalam situasi darurat," ujar Tubuh.