Rabu 04 Dec 2013 11:47 WIB

Ketua KPK: Hatta Adalah Sosok yang Layak Jadi Inspirasi Kita

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Mansyur Faqih
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelenggarakan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) 2013 yang mengangkat tema 'Implementasi Pelembagaan Sistem Integritas Nasional'. Dalam pertemuan itu, Ketua KPK, Abraham Samad menyebut sosok mantan wapres Muhammad Hatta yang telah mengajarkan nilai kesederhanaan, keikhlasan, kejujuran, kerja keras dan rela berkorban.

"Sosok Muhammad Hatta adalah salah satu sosok yang layak jadi inspirasi kita bersama di tengah keputusasaan dan harapan akan adanya pejabat yang dapat konsisten menjalankan sumpah jabatannya, serta menjalankan mandat yang dipercaya rakyat," kata Samad di Jakarta, Rabu (4/12).

Menurutnya, saat masih menjabat sebagai wapres, Bung Hatta menolak permintaan saudaranya yang meminta memo agar dapat memasang telepon tanpa antre. Saat itu Hatta langsung marah karena saudaranya meminta kemudahan.

Pada 1 Desember 1956, Hatta juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Ketua MPR pertama. Setelah itu ia praktis menjadi warga biasa. Saat itu, sejumlah tawaran dari perusahaan memintanya untuk menjadi komisaris. Namun Hatta menolaknya mentah-mentah.

Penolakan Hatta sangat sederhana, beliau malu hanya karena mencari pangkat. Sikap jujur dan sederhanaya juga ditunjukkan Hatta dengan menolak kenaikan uang pensiun. Padahal ia membutuhkan uang untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya.

Hatta juga pernah suatu saat tidak mampu untuk membayar rekening listrik karena gaji pensiunnya tidak cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Hingga akhirnya Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin harus turun tangan membantu keluarga Hatta.

Menurut Samad, sikap Hatta tersebut dapat menjadi teladan dan menularkan virus integritas dan antikorupsi. "Jadilah Hatta-Hatta masa kini, yang dapat mengharumkan nama bangsa. SIN bukan hanya milik KPK melainkan milik bangsa Indonesia, milik kita bersama," tegas Samad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement