Senin 02 Dec 2013 16:54 WIB

Gempa Vulkanis Gunung Anak Krakatau Menurun

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dewi Mardiani
Semburan material panas mengepul dari kawah gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
Foto: Antara/Rezza Estily
Semburan material panas mengepul dari kawah gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDAR LAMPUNG --  Meski aktivitas kegempaan vulkanis Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di perairan Selat Sunda, berangsur menurun, namun statusnya masih waspada. Puncak GAK masih terlihat kabut asap dan tidak tampak percikan api dan muntahan lahar dingin.

 

Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan,  Andi Suardi, Senin (2/12), mengatakan belum ada peningkatan jumlah kegempaan Krakatau ini. “Dari data kami, terjadi penurunan kegempaan dangkal, dalam, dan jauh,” kata Andi.

 

Andi menyatakan GAK sekarang tidak terpantau dengan penghilatan karena puncak GAK terselimuti kabut asap, karena memasuki musim penghujan. Warga dan nelayan, kata dia, masih dilarang mendekat dalam jarak radius satu kilometer.

 

Warga yang bermukim di Pulau Sebesi tak lagi menikmati adanya percikan api yang keluar dari puncak kawah GAK pada malam hari. “Biasanya, jadi tontonan menarik penduduk, kalau gunung anak Krakatau menyemburkan percikan apinya malam hari,” kata Nuriza, warga Pulau Sebesi.

 

Pada tahun lalu, aktivitas gunung berapi aktif ini terus meningkat. Kegempaan vulkanik GAK dapat mencapat ratusan bahkan ribuan kali dalam sehari semalam. Selain itu, GAK juga mengeluarkan lahar dingin, dan semburan material.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement