Senin 04 Nov 2013 13:48 WIB

Brigadir Syarif Terbunuh Ketika Ingin Pulang ke Depok

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Penemuan mayat (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Penemuan mayat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Setelah dilakukan pemeriksaan kepada 22 saksi selama lebih dua pekan, terungkap bahwa Brigadir Syarif naik Metromini dari Kawasan Pancoran.

Sebelumnya, tersiar kabar, korban naik Metromini dari depan Kawasan Pasar Minggu dekat dengan lokasi kejadian. Diketahui, peristiwa penusuakn terjadi di Jalan Raya Tanjung Barat depan Apotik Sarisakti, RT 011/08, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

''Bukan dari Pasar Minggu korban naik Metromini, tapi dari Pancoran,'' kata Kasat Reskrim Jakarta Selatan, Kompol Novi Nurrohmat, Senin (4/11).

Novi menjelaskan, awalnya korban berkumpul bersama dua temannya (tersangka narkotika sabu 0,02 gram) serta seorang sekuriti. Mereka berkumpul sekadar 'temu kangen' satu daerah di Makasar.

Ketika jam menunjukkan pukul 23.30 WIB, korban diantar satpam naik angkutan Metromini S640 jurusan Tanah Abang - Pasar Minggu. ''Korban ingin pulang ke Depok,'' kata dia.

Novi melanjutkan, korban pun tidur. Menurut Novi, korban berencana turun di Pasar Minggu, namun tersangka Akim baru membangunkannya ketika Metromini sudah 200 meter melewati Pasar Minggu.

Korban tinggal sendiri, karena penumpang yang lain sudah turun. Sopir yang bernama Munai sudah menjelaskan sopan kepada korban bahwa Metromini akan ke Pool-nya karena sudah habis trayek Tanah Abang -Pasar Minggu.

Korban tidak terima. Dia pun mengatakan kernet tidak becus dan menjelaskan ia adalah seorang 'anggota'. ''Bahkan Syarif sempat menarik kerah tersangka di suruh turun ke jalan,'' kata Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Adri Desas Furyanto.

Adri melanjutkan, dasar inilah yang dijadikan acuan tersangka 'sakit hati' kepada korban. Korban mengambil sebilah pisau, menusuk dan membacok korban. Alhasil, korban lari menuju depan Apotik Sarisakti, RT 011/08 Pejaten Timur, Pasar Minggu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement