REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung membantah kabar kerenggangan hubungannya dengan ketua umum Aburizal Bakrie (Ical). Ia hanya menyebut, ada hambatan dalam berkomunikasi.
Seperti upaya hubungan melalui telepon yang pernah tidak direspon dan memicu informasi yang tidak sedap di internal partai. "Tapi sebagai Wantim Golkar dan juga kader lainnya saya dukung bakal capres yang resmi diusung partai," katanya di Jakarta, Rabu (30/10) petang.
Ia juga menilai rapimnas sebaiknya tidak disusupi agenda pemilihan cawapres. "Fokus dulu terhadap pemilu legislatif," tambah dia.
Akbar menambahkan, bukan hal yang sulit untuk mencari cawapres untuk Ical. "Namun posisi Golkar tidak dapat dinafikan dari hasil pileg nanti, apakah berkoalisi atau tidak," lanjutnya.
Ia juga mengakui, PDI Perjuangan sebagai pesaing terberat dalam merebutkan suara dalam pileg nanti. Karenanya, dia meminta seluruh kader di untuk fokus pada upaya pemenangan Golkar di pileg. Sertamembahas usulan nama Cawapres menjelang atau sesudah pileg pada April 2014.
"Jika tidak dapat memenuhi ambang batas pencalonan presiden 20 persen suara nasional dan 25 persen DPR, kan kita harus berkoalisi," ujarnya.
Rapimnas Golkar semula dijadwalkan digelar pada 20 Oktober. Namun, diundur hingga 18 November 2013. Beberapa pengamat meniali, penundaan itu karena kader Golkar, Ratu Atut Choisyah dan beberapa kader lainnya terjerat kasus dugaan penyuapan sengketa pilkada.