Ahad 27 Oct 2013 20:06 WIB

Pengamat: Semakin Reaktif SBY, Kompetitor Politiknya Semakin Diuntungkan

Rep: Ira Sasmita/ Red: Citra Listya Rini
Presiden SBY.
Foto: IST
Presiden SBY.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sosial politik dari Universitas Gajah Mada, Arie Sujito mengatakan, semakin reaktif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menanggapi serangan politik yang ditujukan kepadanya. Di saat itu pula, kompetitor politiknya justru semakin diuntungkan.

"Semakin SBY itu reaktif, bereaksi cepat dan defensif terhadap serangan terhadap dirinya dan Demokrat justru itu yang diinginkan kompetitor politiknya. Itu akan merugikan Partai Demokrat dan sebaliknya menguntungkan kompetitornya," kata Arie saat dihubungi, Ahad (27/10).

Saat SBY bereaksi atas kritik yang diarahkan pada Partai Demokrat, menurut Arie, secara angsung dan terbuka SBY memposisikan dirinya sebagai pimpinan Partai Demokrat. Tetapi, di saat itu juga SBY mengerdilkan posisinya sebagai presiden Republik Indonesia.

Menurut Arie, itu tidak perlu terjadi. Karena, jika SBY ingin membela Demokrat, ia bisa memanfaatkan anak buahnya. Yakni pengurus dan jajaran di bawahnya dalam Partai Demokrat. 

 

"Itu memperkerdil posisi dan peran dia , dan akan jadi bumerang. Karena bagaimanapun serangan ini akan terus dialami Partai Demokrat menjelang pemilu," ujarnya.

Tidak hanya Partai Demokrat, serang-menyerang disebut Arie pasti juga akan dialami dan dilakukan parpol lain. Karena dalam kontestasi politik, setiap kelompok pasti menangkap kekurangan dari kelompok lainnya.

Jika SBY terus-menerus menunjukkan aksi berlebihan dan membabi buta dalam menanggapi serangan yang ditujukan kepada Partai Demokrat, menurut Arie, Demokrat akan semakin dirugikan. Justru yang harus dilakukan SBY, lanjut dia, adalah menyelesaikan persoalan-persoalan yang tersisa sebelum masa kepemimpinannya berakhir tahun depan. 

"Kalau SBY bisa memanfaatkan sisa satu tahun ini dengan bekerja sebagai presiden yang baik, otomatis itu akan berimplikasi positif terhadap Partai Demokrat," ungkap Arie. 

Sebelumnya, pada acara temu kader Partai Demokrat di Sentul, Sabtu (26/10) kemarin, dalam pidatonya SBY mengatakan merasa dihabisi lawan politik dan media selama dua tahun belakangan. 

SBY juga menyampaikan tidak menerima bila Demokrat disebut partai korup. Pasalnya, SBY merasa partainya terus mendukung penegakan hukum, khususnya pemberantasan korupsi. Tidak seperti kader parpol lain yang malah menuding adanya pesanan politik, konspirasi, dan menyalahkan penegak hukum ketika terjerat kasus.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement