Ahad 06 Oct 2013 18:15 WIB

Gedung SI Diambil Alih, Pemkot KPS Semarang Gelar Tasyakuran

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akhirnya mengambil langkah darurat dalam upaya menyelamatkan gedung bersejarah, peninggalan Sarekat Islam (SI).

 

Pemkot Semarang akan mengambil alih pengelolaan terhadap bangunan bersejarah yang berada di kampung Gendong, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang ini.

 

Usai menghadiri HUT TNI dan HUT Kodam IV/ Diponegoro di lapangan Pancasila, akhir pekan kemarin, Plt Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menegaskan rencana pengelolaan gedung SI ini.

 

"Dan bila Balai Pelestarian Cagar Budaya resmi merekomendasikan gedung SI sebagai cagar budaya, Pemkot akan menetapkannya resmi menjadi cagar budaya sebagai langkah perlindungan," ujar Plt wali kota.

 

Jika pihak Yayasan Balai Muslimin (Yabami) tidak punya kemampuan memugar, Pemkot akan mengambil alih pemugaran tersebut. "Pemkot Semarang sudah siapkan langkah untuk penyelamatan darurat," kata Prihadi menambahkan.  

Koordinator Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang, Rukardi menyampaikan, wali kota telah memfailitasi pertemuan KPS, Yabami, Dinas Tata Kota dan Permukiman, Kantor Pertanahan, dan Kemenag Kota Semarang, (23/9) lalu.

 

Dalam forum yang dipimpin wali kota ini telah disepakati usulan KPS soal penyelamatan darurat terhadap gedung peninggalan SI ini. "Wali kota sepakat Pemkot yg melaksanakan penyelamatan darurat," ujarnya.

Sebagai bentuk apresiasi atas langkah Pemkot Semarang ini, lanjut Rukardi, KPS Semarang berencana menggelar tasyakuran sederhana di lokasi gedung peninggalan SI pada Senin (7/10).

 

Tasyakuran ini sekaligus untuk menyambut langkah awal yang akan dilakukan Pemkot Semarang dalam megambil langkah darurat penyelamatan gedung ini dengan acara potong tumpeng.

 

"Kawan-kawan KPS Semarang sudah ‘saweran’ dan terkumpul dana lebih dari Rp 300 ribu untuk tumpengan ini," kata Rukardi melanjutkan.

 

Ia juga mengaku, untuk keperluan tasyakuran ini pihaknya juga telah meminta izin kepada dua ketua RT lingkungan setempat.

Pak Tjahjono Rahardjo, sesepuh KPS --yang juga ketua Perkumpulan Seni-Budaya dan Gedung Cagar Budaya Sobokarti-- pun sudah menghubungi ketua Yabami, Prof Rifki Muslim agar bersedia hadir.

 

Berdasarkan konfirmasi, Prof Rifki sepertinya berhalangan hadir, karena harus menjadi pembicara pada sebuah acara simposium. Namun ia berharap ada unsure Yabami yang mewakili.

 

Untuk tumpengnya, Rukardi melanjutkan, sudah dikoordinasikan dengan keluarga Agus Harsoyo, putra ke-5 mantan ketua Yabami, Alm Abdul Rosyid (almarhum). Uang yang terkumpul kita titipkan kepada keluarga Agus supaya menyediakan tumpengnya.

"Para tukang yang akan melaksanakan penyelamatan darurat, jurnalis, sebagian warga juga kami ajak," katanya melanjutkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement