Kamis 03 Oct 2013 23:23 WIB

Yudi Beberkan Rencana Dana Rp 2 T untuk PKS

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Mansyur Faqih
Tersangka korupsi dan pencucian uang, Luthfi Hasan Ishaaq menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di Pengadilan Tiipikor, Jakarta, Senin (24/6).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Tersangka korupsi dan pencucian uang, Luthfi Hasan Ishaaq menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di Pengadilan Tiipikor, Jakarta, Senin (24/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yudi Setiawan akhirnya bisa memenuhi panggilan untuk menjadi saksi dalam kasus dugaan korupsi permohonan penambahan kuota impor daging sapi dan tindak pidana pencucian uang. Pengusaha itu menjadi saksi dalam persidangan dengan terdakwa Ahmad Fathanah.

Dalam persidangan, Direktur PT Cipta Inti Parmindo (CIP) dan PT Cipta Terang Abadi (CTA) itu membeberkan rencana konsolidasi perolehan dana Rp 2 triliun untuk kepentingan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dana itu dalam rangka pemenuhan target partai untuk kepentingan pemilu 2014. 

Ia mengaku membahas pengumpulan itu bersama petinggi PKS. "Itu pertemuan saya, Fathanah, dan LHI (Luthfi Hasan Ishaaq)," kata dia, saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (3/10).

Dalam surat dakwaan, pertemuan itu terjadi sekitar Juli 2012. Yudi mengatakan, pertemuan itu terjadi di kantornya di Cipaku, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Yudi bahkan menggambarkan diagram yang menunjukkan sumber-sumber perolehan dana. 

Jaksa penuntut umum sempat menunjukkan di ruang persidangan. Ia mengatakan sumber dana itu berasal dari kementerian. "Ada tiga kementerian," kata dia.

Menurut Yudi, semua kementerian itu dipimpin kader PKS. Yaitu Kementerian Pertanian, Kementerian Komunikasi dan Informasi, dan Kementerian Sosial. Penyebutan tiga kementerian itu berasal dari Fathanah di hadapan Luthfi. Saat itu, Luthfi masih menjabat sebagai Presiden Keadilan Sejahtera (PKS). 

Termasuk dengan penentuan angka Rp 2 triliun. Pembagian sumbernya, Kementan sebesar Rp 1 triliun, Kemenkominfo Rp 500 juta, dan Kemensos Rp 500 juta. "Ini Fathanah sampaikan kepada saya di depan LHI. Bukan saya tentukan target sendiri," kata dia.

Yudi mengatakan, pengumpulan dana itu muncul karena PKS membutuhkan banyak dana. Mulai dengan jatah kebutuhan Rp 8 miliar per bulan. Yudi bersedia membantu untuk mengumpulkan dana itu. "Saya buat konsep untuk membantu supaya tidak sampai kering-kering amat. Tidak sampai tidak punya duit," kata dia.

Menurut Yudi, Kementerian Pertanian merupakan yang paling intens. Ia mengaku harus menunggu izin Luthfi untuk bisa masuk menggarap proyek di Kementan. Luthfi juga menempatkan Fathanah untuk bertugas di kementerian yang dipimpin Suswono itu. Ada tiga bagian di mana Yudi bisa merancang konsep. Yaitu di bagian tanaman pangan, sarana pertanian, dan holtikultura. "Saya sampaikan ke LHI kondisinya," kata dia.

Untuk mendukung rencana pengumpulan dana itu, Yudi mengatakan, memerlukan faktor pendukung. Ia meminta adanya pengaturan pejabat di eselon I, II, III, dan IV. "Saya minta dukungan mulai dari dirjen, direktur, direktur ke bawah, dan memakai LPSE," kata dia. 

Yudi membutuhkan dukungan tim internal untuk mewujudkan konsepnya. Karena, ia mengatakan, dalam pengumpulan dana itu tidak hanya menjaga anggaran yang ada di Kementan. Tapi harus ada juga peningkatan anggaran dan pemaksimalan program. Ia optimistis semua itu bisa berjalan. "Semudah membalikan telapak tangan. Karena punya kebijakan, punya pasar di daerah," kata dia. 

Menurut Yudi, Luthfi dan Fathanah pada prinsipnya sudah sepakat dengan konsep itu. Yudi juga meminta adanya bantuan ketika rencananya tidak berjalan mulus. Menurut dia, Luthfi kemudian menempatkan Ahmad Zaky yang diketahui pernah menjadi sekretaris pribadinya di DPP PKS. "Siapa yang mengawal, itu dikasih Zaky itu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement