Rabu 02 Oct 2013 11:48 WIB

Wamenkes: Kematian Ibu dan Anak Masih Tinggi

Rep: Heri Purwata/ Red: Karta Raharja Ucu
Perawat menggendong bayi yang baru lahir.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Perawat menggendong bayi yang baru lahir. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peningkatan peran tenaga kesehatan dalam sosialisasi mendongkrak kesehatan masyarakat sangat diperlukan, menyusul masih tingginya angka kematian ibu dan anak ketika melahirkan.

Padahal, saat ini lembaga pendidikan kesehatan di Indonesia menghasilkan 30-40 ribu bidan. Pernyataan itu disampaikan Wakil Menteri Kesehatan, Ali Ghufron Mukti pada kuliah umum di Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta, Rabu (2/10). Kuliah umum dengan tema 'Peluang dan Peran Tenaga Kesehatan dalam implementasi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Bidang Kesehatan' ini diikuti mahasiswa tingkat akhir.

Ghufron menututrkan, tenaga kesehatan harus didorong berperan aktif dalam upaya menekan angka kematian ibu dan anak saat melahirkan. "Namun kita tidak bisa hanya menggantungkan tenaga kesehatan, tetapi seluruh lapisan masyarakat harus ikut berperan," kata Ali Ghufron menjawab pertanyaan ROL usai memberikan kuliah umum.

Dijelaskan Ghufron, berdasarkan survei kesehatan pada 2012, angka kematian ibu dan akan masih di atas 200 setiap 100 ribu kelahiran, sedang kematian bayi di atas 34 per 100 ribu kelahiran. Padahal, target Millenium Development Goals (MDGs) maksimum kematian ibu 102 per 100 ribu kelahiran dan angka kematian bayi 23 per 100 ribu kelahiran.

Tingginya kematian ibu saat melahirkan, lanjut Ghufron, salah satunya usia ibu menikah masih sangat muda, sekitar 15-19 tahun. Sehingga mereka belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk proses kelahiran.

Karenanya, ibu-ibu muda yang sudah menikah harus diberi pengetahuan tentang melahirkan atau diminta untuk menunda memiliki anak. "Ini tentu tidak bisa dibebankan kepada tenaga kesehatan saja, tetapi seluruh lapisan masyarakat," tuturnya.

Ghufron juga berharap dibentuknya BPJS bidang kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat, bisa menekan angka kematian ibu dan anak. Sebab, BPJS bidang kesehatan memberikan akses pelayanan, menjamin mutu pelayanan, pemerataan pelayanan dan berkeadilan dalam pelayanan kesehatan.

Ketua Stikes 'Aisyiyah, Warsiti, mengungkapkan, kuliah umum ini diikuti mahasiswa tingkat akhir. Warsiti mengharapkan agar setelah kuliah ini, mahasiswa Stikes 'Aisyiyah sudah mempunyai gambaran tentang peluang kerja setelah lulus, khusunya untuk mendukung pelaksanaan BPJS bidang kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement