Ahad 29 Sep 2013 18:18 WIB

Berapa 'Rating' Tingkat Kemacetan Kota Jakarta?

Rep: Laeny Sulistyawati / Red: Citra Listya Rini
Kemacetan Jakarta
Foto: vibizdaily.com
Kemacetan Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Perhubungan (Menhub) Indonesia Jusman Syafi'I Djamal memberikan rating tingkat kemacetan 9,5 atau sangat macet untuk kondisi kemacetan jalanan di Jakarta.

Jusman menjelaskan kemacetan yang kini dialami oleh Jakarta sebenarnya sudah diprediksi sejak ia masih menjabat sebagai menhub pada tahun 2007 lalu. 

“Saat itu diprediksi bahwa pada tahun 2014 nanti akan terjadi kemacetan dimana orang yang keluar dari rumahnya mungkin langsung mengalami macet,” kata Jusman di Jakarta, Ahad (29/9) sore.

Dia menjelaskan, jumlah mobil pribadi di Jakarta kini sudah terlalu banyak sehingga ruang publik berkurang. Persoalan ini ditambah dengan pemanfaatan ruang publik yang tidak maksimal karena adanya monopoli oleh pemerintah.

“Sehingga, kemacetan Jakarta jika dinilai di skala antara angka satu yang berarti tidak macet sampai angka 10 yaitu sangat macet, maka saya rasa skala kemacetan di Jakarta sekitar 9,5,” ujar Jusman. 

Dia menyebutkan untuk mengatasi perosoalan ini maka penggunaan kendaraan pribadi harus dikurangi dan beralih ke transportasi massal. Untuk itu, dibutuhkan pelayanan maksimal melalui operator yang menciptakan transportasi angkutan massal.

“Namun pemerintah tidak mungkin menyelesaikan persoalan ini sendirian karena terkendala anggaran. Untuk itu pemerintah bisa bekerja sama dengan pihak swasta untuk penciptaan angkutan massal,” tutur Jusman.

Dia menegaskan pemerintah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bisa bekerjasama dengan swasta, yaitu mengadakan konsorsium untuk pelayanan transportasi.

Sehingga, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) bisa memanfaatkan ruang publik secara maksimal tanpa mengandalkan anggaran. 

Jusman mencontohkan pemerintah atau BUMD bisa bekerja sama dengan BUMS untuk memanfaatkan ruang publik jalur busway Transjakarta yang tidak selalu dilewati. Atau bisa juga melakukan pembangunan terminal yang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement