Jumat 30 Aug 2013 15:30 WIB

Diundang Komite Konvensi Demokrat, Bos Lion Air: Ini Kehormatan Besar

Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana melambaikan tangan sebelum mengikuti sesi pra konvensi dengan anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Wisma Kodel, Jakarta, Kamis (29/8).
Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana melambaikan tangan sebelum mengikuti sesi pra konvensi dengan anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Wisma Kodel, Jakarta, Kamis (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  CEO Lion Air, Rusdi Kirana memenuhi undangan Komite Konvensi untuk ikut penjaringan calon presiden yang digelar Partai Demokrat, Kamis (29/8) Malam.  Rusdi menilai undangan tersebut sebagai sebuah kehormatan.

"Sebuah kehormatan tidak terduga datang tiba-tiba. Politik adalah belantara yang rumit bagi saya. Meski tidak saya jauhi, namun saya fokus pada bisnis saya sebagai CEO Lion Air. Namun rupanya keadaan berkehendak lain, saya menerima undangan dari Komite Konvensi calon Presiden Partai Demokrat. Ini kehormatan besar meskipun saya jadi canggung karenanya," ungkap Rusdi kepada wartawan, Jumat, (30/8).

Rusdi mengaku dirinya  tidak pernah memandang politik sebagai dunia yang kotor. Ia sebenarnya tertarik dunia politik sudah lama karena merasa di sana ada cita-cita yang mulia dan keuletan bekerja di setiap detak waktu yang berjalan. ''Ada tingkat kewaspadaan tinggi yang dibutuhkan, juga kecermatan mengambil langkah yang penuh perhitungan dan strategi," ucapnya.

"Itu merupakan hal yang membangkitkan adrenalin, hal yang dibutuhkan agar kita tetap hidup dan berkarya. Kehormatan ini tentu tidaklah sempurna jika tidak saya resapi ke relung hati yang terdalam. Saya merasa Tuhan telah menunjukkan sebuah jalan baru, dan Partai Demokrat membukakan gerbang itu untuk saya," imbuh Rusdi.

Merasa sangat bangga dan terhormat atas undangan Komite Konvensi Demokrat, Rusdi berterima kasih dan memberikan penghargaan kepada SBY dan Komite Konvensi PD. "Rasanya, politik Indonesia semakin dewasa dan realistis, tidak ada alasan untuk pesimistis pada proses demokrasi di Indonesia," tandasnya.

Sebagai pengusaha yang setiap hari bersentuhan dengan jadwal penerbangan yang padat, deru mesin pesawat, komplain penumpang, dan berbagai urusan teknis lainnya, Rusdi  merasa terhormat saat dihadapkan pada sebuah gerbang hidup baru: gerbang politik.

Baginya, kesempatan itu menjadi sebuah tantangan baru saat merasa bisnis penerbangan sudah dijalaninya sampai ke akar-akarnya. Lion Air dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, sudah menjadi perusahaan penerbangan terbesar di ASEAN.

"Terimakasih dan syukur terus menerus saya ucapkan karena ini (undangan ini) melampaui pencapaian bisnis. Saya berpikir sederhana saja, yang dibutuhkan bangsa ini sebenarnya adalah harga diri. Harga yang harus dimiliki oleh setiap anak bangsa dalam bernegosiasi dan bergaul dengan bangsa-bangsa lain," jelasnya.

"Hal yang selalu ditunjukkan dalam kepemimpinan SBY, tidak merasa rendah di hadapan bangsa lain. Itu saya praktekkan dalam perjalanan bisnis. Saya tidak pernah merasa membutuhkan bangsa lain, saya tanamkan dalam kepala, mereka lah yang membutuhkan bangsa Indonesia," cetusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement