REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasca-Lebaran, banyak masyarakat yang mengalami kekambuhan penyakit kronis, kata dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Ari Fahrial.
"Berbagai penyakit kronik umumnya cenderung akan mengalami kekambuhan setelah Lebaran, ini akibat konsumsi minuman dan makanan yang tidak terkontrol baik semasa Lebaran," ujar Ari kepada Antara di Jakarta, Selasa (13/8).
Ari mengatakan, jenis makanan dan minuman yang disajikan sebagai hidangan Lebaran pada umumnya tinggi akan kandungan lemak, gula, dan garam. Pada pasien dengan kencing manis atau diabetes, jenis makanan dan minuman tersebut akan membuat gula darahnya tidak terkontrol.
Sementara pada pasien dengan penyakit darah tinggi atau hipertensi cenderung mengalami hiperkolesterol atau asam urat tinggi. "Bahkan pada penderita obesitas ketika puasa bobotnya sudah turun, usai Lebaran bobotnya bisa melonjak lebih tinggi dari sebelumnya," jelas Ari.
Bahkan penderita sakit dispepsia atau 'maag' yang sudah sembuh berisiko mengalami kekambuhan karena makan tidak teratur dan mengkonsumsi makana yang berlemak secara berlebihan. "Pesta Lebaran jelas tidak bisa dihindari, tapi pada intinya kita harus bisa melakukan kalkulasi jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh kita, karena sumber-umber kalori itu yang bisa menimbulkan lemak yang berbahaya," kata Ari.
Namun ketika Lebaran sudah usai, sebagai antisipasi terjadinya kekambuhan, Ari menganjurkan agar banyak mengkonsumsi sayur dan buah. "Karena sudah terjadi, maka sekarang harus banyak makan buah dan sayur, karena seratnya dapat mengurangi kolesterol dan gula yang mengendap di dalam usus halus," kata Ari.
Selain itu konsumsi air minum sekitar dua liter perhari sangat dianjurkan upaya metabolisme tubuh lancar. "Terakhir jangan lupa melakukan aktivitas fisik atau olahraga, ini merupakan usaha supaya kolesterol tetap terkontrol usai Lebaran," imbuh Ari.