Rabu 07 Aug 2013 21:47 WIB

Pistol untuk Menembak Aiptu Dwiyatna Biasa Digunakan Polisi atau Militer

Rep: Ratna Puspita/ Red: Citra Listya Rini
Penembakan  (ilustrasi)
Foto: Reuters/Joshua Lott
Penembakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kriminolog UI Mulyana W Kusumah mengatakan ada empat hal yang terlihat dalam kasus penembakan Aiptu Dwiyatna. Menurut Mulayana, dari keterangan sementara polisi kepada pers sudah bisa terlihat ke arah mana penyelidikan polisi harusnya berjalan.

Pertama, kata Mulyana, keterangan Kapolda Metro Jaya tentang pistol P99 yang digunakan pelaku, jelas memberi arahan bagi pengungkapan lebih fokus terhadap pelaku penembakan. Bila yang digunakan diyakini Walther P99 yang semi otomatik buatan Jerman, maka jelas, pemilik dan pengguna jenis pistol tersebut sangat terbatas.

"Di beberapa negara seperti Jerman dan Irlandia, misalnya, digunakan oleh Polisi. Ada juga yang digunakan oleh militer, sebagai side arm," kata Mulyana pada pers di Jakarta, Rabu (7/8).

Kedua, sambung dia,  pelaku penembakan yang memilih  menggunakan P99 sebagai  senjata berkecepatan tinggi,  jelas mempunyai tingkat kemahiran tinggi dan terlatih. Apalagi bila dihubungkan dengan luka tembak jitu yang diderita Alm Aiptu Dwiyatna (belakang telinga).

Kemudian ketiga, lanjut Mulyana, Alm Aiptu Dwiyatna nampak bukan merupakan korban penembakan insidental atau sasaran acak. "(Dia itu) melainkan sasaran fokus," katanya. Besar kemungkinan, Mulyana menduga, penembakan itu direncanakan, dan korban telah diikuti beberapa waktu sebelumnya.

Terakhir, Mulyana berharap jajaran Polda Metro Jaya dapat segera mengungkapkan dan menindak tegas pelaku penembakan ini, guna menjaga kewibawaan Polri di mata masyarakat , juga menegakkan fungsi protektif terhadap anggota Polri yang beroperasi di lapangan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement