REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Intelijen Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN) Wawan H Purwanto mengatakan, intelijen asing baik Inggris maupun Amerika sulit menyadap pembicaraan SBY. Ia yakin lokasi SBY dalam KTT G20 di London sudah dipasangi schrambler yaitu alat pengacak sinyal.
Mungkin, ujar Wawan, mereka hanya bisa menyadap berita umum yang diperoleh dari menyadap orang-orang yang berada di sekeliling SBY, seperti para pembantunya. "Untuk menyadap dan mendapatkan info yang sangat rahasia dan akurat sangat sulit dilakukan," ujarnya.
Wawan menilai, Presiden SBY sudah cukup steril dari berbagai penyadapan. Namun pemerintah bisa saja mempertanyakan hal itu kepada Inggris dan Amerika. "Tapi saya yakin mereka pasti tidak mau mengakui," katanya.
Untuk membuktikan hasil penyadapan, kata Wawan, memang susah. Seperti kasus Wikileaks saja sekarang semakin tidak jelas, apa benar informasi yang disebarkan di media adalah info asli. Bisa saja info yang disebarkan sudah diedit, ditambahi atau dikurangi sehingga tidak akurat lagi.
"Satu-satunya cara agar penyadapan berhasil adalah dengan pembocoran pin schrambler yang dilakukan oleh pembuat pin. Namun seorang pembuat pin biasanya sudah disumpah untuk tidak membocorkan," ujar Wawan.