Selasa 30 Jul 2013 19:30 WIB

'Intelijen Asing Mungkin Hanya Bisa Sadap Informasi Umum SBY'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA.CO.ID
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Intelijen Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN) Wawan H Purwanto mengatakan, intelijen asing baik Inggris maupun Amerika sulit menyadap pembicaraan SBY. Ia yakin lokasi SBY dalam KTT G20 di London sudah dipasangi schrambler yaitu alat pengacak sinyal.

Mungkin, ujar Wawan, mereka hanya bisa menyadap berita umum yang diperoleh dari menyadap orang-orang yang berada di sekeliling SBY, seperti para pembantunya. "Untuk menyadap dan mendapatkan info yang sangat rahasia dan akurat sangat sulit dilakukan," ujarnya.

Wawan menilai, Presiden SBY sudah cukup steril dari berbagai penyadapan. Namun pemerintah bisa saja mempertanyakan hal itu kepada Inggris dan Amerika. "Tapi saya yakin mereka pasti tidak mau mengakui," katanya.

Untuk membuktikan hasil penyadapan, kata Wawan, memang susah. Seperti kasus Wikileaks saja sekarang semakin tidak jelas, apa benar informasi yang disebarkan di media adalah info asli. Bisa saja info yang disebarkan sudah diedit, ditambahi atau dikurangi sehingga tidak akurat lagi.

"Satu-satunya cara agar penyadapan berhasil adalah dengan pembocoran pin schrambler yang dilakukan oleh  pembuat pin. Namun seorang pembuat pin biasanya sudah disumpah untuk tidak membocorkan," ujar Wawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement