REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Purn Joko Santoso enyatakan tidak rela wanita-wanita negeri ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri. "Indonesia memang memerlukan devisa, namun saya tegaskan Indonesia ASA tidak rela wanita-wanita negeri ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga hanya untuk mengejar upah Rp 1,5 juta di sana," kata Joko yang juga Ketua Dewan Pembina Indonesia Adil Sejahtera dan Aman (Indonesia ASA).
Menurut Joko, kondisi tersebut harus segera dihentikan karena menyangkut harga diri bangsa di hadapan pergaulan internasional.
Ia menegaskan, perlu sebuah transformasi untuk menghentikan gelombang pekerja wanita ke luar negeri sebagai pekerja rumah tangga dan menggantinya dengan tenaga kerja terampil dan terdirik seperti tenaga kesehatan, tenaga ahli, sarjana serta teknisi ahli di bidangnya.
"Saya yakin ke depan Indonesia bisa melakukannya, dan tidak lagi tenaga kerja nonformal sebagai tata laksana rumah tangga dikirim ke luar negeri, sehingga melalui revitalisasi nasionalisme saya yakin bisa diurai dan dituntaskan," kata itu pula.
Pada kesempatan itu, Joko Santoso mneyebutkan komitmen Indonesia ASA untuk meningkatkan pemberdayaan wanita dan anak-anak Indonesia dengan memberikan perhatian sungguh-sungguh. "Wanita adalah guru pertama, mengajarkan bahasa ibu yang kemudian menjadi awal dari proses belajar di kemudian hari. Sedangkan anak-anak adalah generasi Indonesia masa depan, sehingga mereka mutlak harus mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh," kata Joko.
Lebih lanjut dia menyatakan pula kesiapannya untuk menjadi calon presiden pada Pemilu 2014.