REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden, Boediono menilai besaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang disalurkan kepada masyarakat sebagai kompensasi kenaikan harga BBM tak akan mempengaruhi pilihan politik publik. Menurutnya, masyarakat Indonesia sudah lebih cerdas untuk melihat ada atau tidaknya kepentingan politik.
“Publik kita itu sudah sangat cerdas, jadi uang seperti itu tidak ada artinya untuk mempengaruhi pilihan-pilihan mereka,” katanya saat memberikan keterangan pers di kantor wakil presiden, Selasa (18/6).
Pemerintah akan membagikan BLSM kepada 15,5 juta rumah tangga sasaran (RTS). Besarnya masing-masing Rp150 ribu selama empat bulan. “Jadi kalau masih ada yang khawatir, barangkali perlu dipikrikan bahwa kalau Rp 150 ribu empat bulan itu tidak ada artinya bagi konsituen kita,” katanya.
Wapres mengatakan data untuk BLSM sudah sangat valid dan obyektif karena dihimpun berdasarkan data BPS terbaru dan konsultasi dengan Pemda terutama di tingkat desa dan kelurahan.
Pemerintah, lanjut dia, mendapatkan daftar penduduk Indonesia sampai 40 persen dari rumah tangga yang paling miskin sampai dengan 40 persen penduduk yang masuk dalam kategori paling bawah akan dicover BLSM-nya sebesar 25 persen.
“Dari 40 persen yang dicover 15,5 juta rumah tangga, jadi itu sudah jauh melebihi dari yang miskin. Dan itu saya kira sudah mencakup beberapa rumah tangga yang di atas UMR, di atas sedikit, sudah mencakup itu pula. Jadi bukan yang sangat miskin sekali tapi sudah mencakup yang luas, dari masyarakat kita,” katanya.