Sabtu 15 Jun 2013 15:15 WIB

Pimpinan Polri Diminta Arif Hadapi Permintaan Polwan Berjibab

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah anak berjilbab mengenakan seragam Polwan mengikuti kegiatan Lomba Polisi Cilik  dalam rangka Hari Bhayangkara ke-67 di Blok M Square, Jakarta Selatan, Sabtu (8/6).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anak berjilbab mengenakan seragam Polwan mengikuti kegiatan Lomba Polisi Cilik dalam rangka Hari Bhayangkara ke-67 di Blok M Square, Jakarta Selatan, Sabtu (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) menyayangkan pernyataan Wakil Kepala Polri Komjen Nanan Sukarna yang memberikan pilihan untuk polwan jika ingin berjilbab agar meninggalkan statusnya sebagai polisi.

Pernyataan Nanan yang meminta polwan yang ingin berjilbab agar segera mengundurkan diri alias pensiun itu keluar, Jumat (14/6) kemarin.

Presidium IPW, Neta S Pane mengatakan, pernyataan tersebut bukanlah pernyataan arif dari seorang pemimpin. Pernyataan itu adalah pernyataan yang sangat tidak bijak dari seorang pemimpin. "Sangat otoriter," katanya ketika dihubungi ROL, Sabtu (15/6).

Menurut Neta, seharusnya Wakapolri dan Kapolri yang sudah mau pensiun tersebut lebih bisa bersikap arif. Bahkan semestinya bisa membuat sejarah baru agar dikenang para Muslimah dari kalangan polwan khususnya dan Muslimah umumnya, yakni mengeluarkan ketentuan polwan bisa mengenakan jilbab.

Neta menjelaskan, pemimpin Polri sekarang seperti cenderung 'memusuhi' gagasan polwan berjilbab dan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dan tidak arif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement