Senin 10 Jun 2013 13:37 WIB

Demokrat Bantah Rotasi Fraksi untuk Geser Loyalis Anas

Rep: Ira Sasmita/ Red: Citra Listya Rini
Max Sopacua
Foto: Antara
Max Sopacua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat membantah rencana rotasi dalam struktur pimpinan fraksi Partai Demokrat DPR RI sebagai upaya untuk menggeser loyalis Anas Urbaningrum. Rotasi dilakukan untuk penyegaran terhadap anggota fraksi tanpa memandang loyalis siapapun.

"Saya kira tidak hanya masalah loyalis Anas, loyalis siap pun kalau memang harus diganti dan dilakukan penyegaran akan kami lakukan," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/6).

Namun, anggota Komisi I DPR RI itu tidak mengelak bila orang-orang yang dikenal dekat dengan mantan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum digeser dari posisinya. Seperti Saan Mustopa yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Demokrat atau Gede Pasek Suardika sebagai pimpinan Komisi III DPR RI.

"(Kemungkinan) itu bisa saja terjadi, di mana saja. Fraksi-fraksi lain juga melakukannya, apalagi kalau sudah bertahun-tahun menduduki jabatan tersebut, sah-sah saja," ujar Max.

 

Menurut Max, rotasi sebenarnya bagian dari kebijakan kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat di Bali beberapa waktu lalu. Setelah dilakukan di DPP partai, restrukturisasi juga akan dilakukan di komisi dan fraksi Demokrat di DPR RI. Tapi, hingga saat ini fraksi masih menggodok pergantian struktur tersebut. 

Jika dimunculkan nama-nama yang digeser serta nama penggantinya, Max menyebutnya hanya sebagai terkaan dari pihak-pihak tertentu saja. Karena fraksi dalam pekan ini masih terus membahasnya, dan belum memutuskan apapun.

Setelah dilakukan rotasi, Partai Demokrat disebutkan Max berharap kinerja fraksi akan membaik. Orang-orang yang tepat akan ditempatkan di posisi yang sesuai dengan kemampuan dan latar belakangnya. 

"Kami mau tempatkan the right man on ther right place. Agar ada bunyinya," ucap Max. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement