Senin 15 Apr 2013 09:28 WIB

Dirut Lion Air Akan Dimintai Keterangan Insiden di Bali

Rep: Heri Purwata/ Red: Citra Listya Rini
Pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-960, rute Bandung-Denpasar tergelincir ke laut setelah berusaha mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali, Sabtu (13/4/2013).
Foto: NTARA/HO-Polda Bali
Pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-960, rute Bandung-Denpasar tergelincir ke laut setelah berusaha mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali, Sabtu (13/4/2013).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Komisi V DPR RI berencana akan memanggil Direktur Utama Liaon Air. Menyusul banyaknya kecelakaan Lion Air dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Anggota Komisi V DPR RI, Gandung Pardiman mengatakan hal itu kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (15/4). "Dirut Lion Air akan kita panggil setelah reses, untuk menjelaskan kecelakaan di Bali" kata Gandung.

Dikatakan Gandung, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, banyak pesawat Lion Air yang tergelincir dari landasan pacu. Banyaknya, kecelakaan ini diduga akibat ulah para pilot Lion Air yang senang mengonsumsi Narkoba.

Karena itu, Gandung meminta agar para pilot yang tidak bisa lepas dari Narkoba untuk alih profesi. Sebab bila hal ini dibiarkan terus menerus akan merugikan masyarakat.

"Alhamdulillah kecelakaan di Bali kecebur laut. Kalau di darat bisa terjadi kebakaran dan bisa banyak korban jiwa," ujar Gandung.

Insiden Lion Air yang terakhir terjadi pada Sabtu (13/4) lalu ketika pesawat Lion Air yang membawa 101 penumpang dan tujuh awak ini mendarat di tepi laut tak jauh dari Bandara Ngurah Rai. Tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun sedikitnya 45 penumpang luka-luka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement