Ahad 31 Mar 2013 16:46 WIB

Isu Kudeta Penghinaan Terhadap Komite Etik KPK

Rep: bilal ramadhan/ Red: Taufik Rachman
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, mengatakan dibentuknya Komite Etik merupakan skenario untuk menjatuhkan dan membungkam dirinya dari KPK.

Salah satu anggota Komite Etik, Abdullah Hehamahua mengatakan hal tersebut merupakan penghinaan. "Itu penghinaan terhadap Komite Etik," kata Abdullah Hehamahua melalui pesan singkat kepada Republika, Ahad (31/3).

Abdullah menambahkan Komite Etik memastikan akan mengumumkan hasil keputusan akhir terkait pelaku pembocoran draf surat perintah penyidikan (sprindik) atas nama Anas Urbaningrum.

Komite Etik tinggal melakukan analisis terhadap pemeriksaan sejumlah saksi yang sudah diperiksa Komite Etik. "Mungkin sudah tidak ada lagi yang diperiksa karena Komite Etik hanya menganalisis hasil temuan yang ada," jelas Penasihat KPK ini.

Sementara itu, Ketua Komite Etik, Anies Baswedan menyatakan pihaknya tidak terpengaruh dengan isu kudeta yang digulirkan Abraham Samad. Menurutnya Komite Etik akan tetap fokus dalam tugas yang diberikan pimpinan KPK dalam mengungkap pelaku pembocoran dokumen KPK itu.

Dengan adanya Komite Etik, lanjutnya, diharapkan tidak akan terjadi lagi masalah terkait kebocoran dokumen KPK ke depannya. Selain itu, ia juga meminta dengan keberadaan Komite Etik tidak mengganggu kesolidan pimpinan KPK.

"Kita tetap berharap pimpinan KPK semakin solid, kerja KPK menjadi semakin efektif dalam memberantas korupsi," tegas Rektor Universitas Paramadina ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement