REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Puluhan penumpang pesawat Lion Air tujuan Denpasar "mengamuk" setelah pesawat yang mereka tumpangi tertunda keberangkatannya.
Dari pantauan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta, Jumat siang (29/3), para penumpang tersebut terpaksa melabrak petugas dari maskapai Lion Air karena tidak ada kejelasan mengenai penundaan pemberangkatan pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT 1022. Bahkan, sebagian penumpang sampai menggebrak meja dan menarik kerah baju petugas Lion Air.
Dari pengumuman yang disampaikan pilot di dalam pesawat tersebut, penundaan tersebut disebabkan kurang lengkapnya surat izin mendarat di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
"Surat izin mendarat? Tentu saja itu tidak masuk akal karena bagaimana itu bisa terjadi jika mereka bisa menjual tiket ke calon penumpang," kata salah seorang penumpang yang tidak mau disebutkan namanya kepada Republika.
Dia mengatakan, ia dan penumpang lain telah menunggu satu jam lebih di dalam kabin pesawat dan akhirnya disuruh keluar menuju ruang tunggu terminal bandara karena permasalahan tersebut. Akan tetapi, tidak ada petugas yang bisa memberikan penjelasan kepada penumpang yang tertunda penerbangannya.
Seorang penumpang lainnya yang juga tidak mau disebutkan namanya mengatakan, alasan yang diberikan pihak Lion Air tidak bisa diterima karena seharusnya segala persyaratan penerbangan selesai sebelum mereka menjual tiket ke calon penumpang.
"Kalo tidak becus bisnis penerbangan, mending Lion Air tutup saja," kata penumpang itu.
Karena merasa dirugikan, sebagian penumpang meminta pengembalian uang tiket. Hingga saat ini pihak dari Lion Air belum bisa memberikan konfirmasi atas kasus tersebut.
Karena banyak calon penumpang yang mendesak dan mengancam membatalkan penerbangan lainnya, akhirnya sekitar pukul 13.00 WIB pihak Lion Air memasukkan kembali penumpang ke dalam pesawat yang seharusnya berjadwal terbang pukul 11.00 WIB.