Selasa 26 Mar 2013 22:47 WIB

'Jangan Tuduh TNI Pelaku Penyerangan Lapas Cebongan'

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Karta Raharja Ucu
Priyo Budi Santoso
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Priyo Budi Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso meminta semua pihak tidak menuduh TNI sebagai pelaku penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3) lalu.

Priyo mengakui peristiwa tersebut menyedihkan, dan ia berharap semoga menjadi peristiwa yang terakhir. “Meski demikian, saya menyerukan kepada semua pihak agar tidak tergesa-gesa menuding aparat TNI, khususnya Kopassus yang melakukan tindakan main hakim sendiri,” kata Priyo di Gedung DPR/MPR, Selasa, (26/3).

Setelah reformasi, Priyo melihat TNI ikhlas saat sepakat kembali ke barak. Mereka berusaha menjaga kestabilan dan keamanan Indonesia. “Jadi saya tidak yakin, TNI berada di balik peristiwa berdarah di Lapas Cebongan,” ujar politikus Partai Golkar itu.

Lebih baik, Priyo menyarankan masalah ini segera diselesaikan, sehingga publik mendapatkan kepastian hukum. Karenanya, Priyo berpendapat perlu segera dibentuk tim yang terdiri dari Kapolri dan Menkumham. Sebab masalah ini menyangkut jalur hukum dan penertiban, bukan terkait masalah negara yang sedang goncang.

Namun menurut Priyo, Panglima TNI bersama Kepala Staf TNI Angkatan darat (KASAD) perlu diajak berunding. Sebab pertimbangan mereka dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah. Memang para pelaku penembakan tersangka di Lapas Cebongan kelompok bersenjata terlatih. Namun Priyo berpendapat bukan berarti kelompok tersebut adalah Kopassus.

Lebih baik biarkan tim yang bergerak menyelesaikan masalah, kata Priyo. “Saya yakin nanti para pelakunya pasti akan diungkapkan. Makanya saat ini tidak perlu menuduh siapapun,” ujar Priyo.

Priyo juga menyesalkan terjadinya main hakim sendiri dalam kasus penyerangan Lapas Cebongan. Sebab upaya main hakim sendiri hanya akan merontokkan sendi-sendi hukum dan demokrasi yang sudah dibangun selama ini.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement