REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada TNI. Terkait dengan pernyataannya yang dianggap Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono melukai keluarga besar TNI.
Natalius menyebut, gugurnya tujuh prajurit di Distrik Sinak, Papua, yang ditembak anggota gerakan pengacau keamanan (GPK) lantaran tidur dan nongkrong.
Karena itu, Panglima TNI menuntut komisioner Komnas HAM asal Papua itu untuk meminta maaf, khususnya kepada tujuh keluarga prajurit yang gugur dalam menjalankan tugas.
Natalius sadar, pernyataannya itu keliru sebab disampaikan dalam momentum dan waktu yang tidak tepat. “Momentum saya menyatakan tidak tepat karena keluarga besar TNI sedang berduka,” katanya di Mabes TNI, Rabu (27/2)
Dia beralibi, apa yang disampaikannya itu sebagai bentuk niatan baik. Dengan menyebutkan prajurit sesaat sebelum kejadian penembakan tengah tidur dan nongkrong, dimaksudkan sebagai pemacu untuk meningkatkan kewaspadaan.
Pasalnya, prajurit yang bertugas di daerah konflik tidak boleh lengah dan wajib selalu awas dengan keamanan di sekitarnya. “Oleh karena itu, saya menyampaikan langsung permohonan maaf,” ujar Natalius.
Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul menyatakan, keluarga besar TNI menerima permohonan maaf Natalius. “Permohonan maaf diterima karena pernyataan yang disampaikan komisioner dalam momentum yang tidak tepat,” katanya.