Senin 25 Feb 2013 02:19 WIB

Presiden PKS Ingatkan Kader Tak Campuri Kasus LHI

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta dalam ruang kerjanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (7/2).   (Republika/Adhi Wicaksono)
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta dalam ruang kerjanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (7/2). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKArtA--Partai berlambang bulan sambit kembar yang mengapit padi ini sedang dalam cobaan. Itulah situasi yang diakui presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta.

Pada tahun menjelang saat  menentukan bagi sebuah partai memetakan kekuasaan di pemerintahan, PKS malah terperosok. Anis pun berujar, PKS sempat dibelenggu kekhawatiran masyarakat akan berpaling dari mereka. Hal tersebut tentu saja amat buruk bagi PKS yang akan berlaga di Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.

 

“Cobaan yang menyeret nama LHI (Lutfi Hasan Ishaaq) kemarin memang membuat beberapa prediksi mengarahkan kami akan kehilangan kepercayaan masyarakat,” kata dia mengakui di Jakarta pada Ahad (24/2).

 

“Dan untuk ini, saya sudah instruksikan kepada seluruh kader agar fokus kepada pekerjaannya menyongsong 2014,” tambah dia.

 

Anis mengatakan, sejak LHI terseret kasus impor daging dan dia kemudian ditunjuk sebagai penggantinya di kursi Presiden PKS, satu pesan selalu ia utarakan. Pesan tersebut ialah dirinya selalu meminta kepada seluruh kader PKS untuk tidak ikut mengurusi kasus hukum yang dijalani LHI.

 

“Saya selalu tekankan pada setiap kader di seluruh dewan pimpinan untuk menyerahkan proses hukum LHI pada pihak professional. Kader jangan macam-macam, kerja saja yang benar,” ujarnya.

Ia pun optimistis perannya yang menggantikan LHI di kursi jabatan Presiden PKS, mampu memberi kejayaan pada partai tersebut. Pada  tahun 2014, Anis mematok tinggi target bagi PKS. Dia berujar, PKS harus mampu merangsek di deretan tiga besar partai pemenang dalam Pemilu 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement